SAMPIT – Sekolah Dasar Negeri (SDN) 5 Baamang Hilir langsung mengambil kebijakan tegas setelah peristiwa keracunan massal yang menimpa belasan murid. Semua warga sekolah dilarang merakan ulang tahun di lingkungan sekolah. Hal itu agar kejadian tersebut tak lagi terulang.
”Kami, mulai dari sekarang berkomitmen tidak ada lagi siswa-siswi yang merayakan ulang tahun di sekolah,” kata Kepala SDN 5 Baamang Hilir Al Fian, Jumat (21/2).
Al Fian menuturkan, keracunan massal yang terjadi Kamis (20/2) lalu membuat sejumlah anak didiknya mengalami radang tenggorokan dan sempat masuk ke rumah sakit. Namun, murid yang terdampak sudah pulang ke rumah masing-masing.
Seperti diberitakan, kue yang dibeli untuk merayakan ulang tahun dua murid SDN 5 Baamang Hilir tersebut membuat belasan orang keracunan. Petaka itu bermula ketika Dana dimintai Wali Kelas IIB, Satiyah, membelikan kue untuk merayakan ulang tahun dua muridnya di kelas tersebut.
Kue yang dibeli di Pasar Keramat itu kemudian dikonsumsi bersama. Namun, sejumlah murid dan sang guru justru keracunan dan dilarikan ke puskesmas dan RSUD dr Murjani Sampit.
Menurut Al Fian, penjual kue yang menyebabkan anak didiknya keracunan telah datang ke sekolah dan meminta maaf. Pedagang tersebut bersedia membantu biaya pengobatan korban.
”Ada sembilan siswa yang masih istirahat di rumah karena masih ada radang, sedangkan sisanya sudah mulai bersekolah. Ke depannya mungkin orang tua siswa bisa memberikan bekal untuk anak-anaknya agar makanannya terjamin,” tuturnya.
Sementara itu, Dinas Kesehatan langsung turun mencegah terulangnya peristiwa serupa dengan melakukan inspeksi mendadak ke kantin SDN 5 Baamang Hilir. Kegiatan itu juga menyasar Pasar Keramat yang tak jauh dari sekolah tersebut.
Kepala Bidang SDK Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim Bambang Supiansyah mengatakan, pihaknya melakukan pemeriksaan yang terbagi menjadi tiga tim. Tim pertama melakukan pemeriksaan di kantin sekolah dan memberikan arahan kepada murid terkait jajanan sehat dan yang harus dihindari.
”Tim kedua melakukan pengecekan kepada korban keracunan makanan dan tim ketiga melakukan pengecekan ke pasar serta mengambil beberapa contoh makanan untuk dicek di laborotarium,” kata Bambang.
Selain mengambil beberapa contoh jajanan, pihaknya juga mendata alamat produksi beberapa makanan tersebut. Apabila dari hasil lab ditemukan kandungan berbahaya, Dinkes akan menyambangi alamat tersebut dan memberikan pembinaan serta pengawasan.
”Kue yang menimbulkan kasus keracunan juga sudah kami ambil sampelnya dan sekarang kami mengambil sampel kue-kue lainnya yang dijual di sekitar sekolah ini untuk diperiksa,” ujarnya, seraya menambahkan hasil lab diperkirakan akan keluar setelah tiga hari pemeriksaan.
Dari hasil sidak tersebut, lanjut Bambang, pihaknya menemukan beberapa makanan yang sudah tidak layak dijual, namun masih disimpan. ”Curiganya masih ada kemungkinan dijual kalau ada yang mencari. Harusnya kalau sudah tidak layak disembunyikan,” tegasnya.
Terpisah, Kapolres Kotim AKBP Mokhamad Rommel mengatakan, sejak beredarnya informasi masyarakat terkait keracunan massal yang menimpa belasan murid, pihaknya langsung melakukan pemeriksaan terhadap pedagang yang menjajakan kue tersebut.
”Pemeriksaan sudah kami lakukan. Kue yang telah dikonsumsi juga telah diamankan,” ujarnya.
Rommel mengatakan, pedagang yang menjual kue tersebut masih dalam proses penyelidikan. ”Kalau ada unsur pidana, bisa ditingkatkan ke penyidikan untuk mencari siapa tersangkanya,” ujarnya. (dia/hgn/ign)