PALANGKA RAYA- pasien positif Covid-19 nomor 1 di Kalteng yang dinyatakan sembuh dan bebas dari infeksi virus tersebut, justru meninggal dunia. Nyawa pasien melayang akibat mendapat serangan jantung. Pemakamannya dilakukan tanpa protokol Covid-19.
Wakil Ketua Gugus Tugas Percepatan Pencegahan Covid-19 Kalteng Suyuti Syamsul mengatakan, yang bersangkutan meninggal bukan akibat Covid-19. Hal tersebut disebabkan pasien meninggal dunia setelah dinyatakan sembuh. Di samping itu, yang bersangkutan juga mempunyai riwayat penyakit jantung sebelum dirawat di rumah sakit.
”Memang sebelumnya pasien ini positif. Hanya saja, karena meninggalnya setelah sembuh, maka tidak bisa lagi dikatakan pasien Covid-19. Ini adalah pasien yang punya riwayat penyakit jantung yang meninggal,” tegasnya.
Suyuti menjelaskan, pasien tersebut pada awalnya dirawat bukan karena Covid-19, melainkan serangan jantung. Hanya saja, dalam pemeriksaan, ternyata suhu badannya panas di atas normal disertai batuk dan pilek. Dengan gejala klinis infeksi Covid-19, ditambah riwayat perjalanan umrah, pasien lalu ditetapkan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP).
”Kami sudah menerima konfirmasi terkait hasil tes kedua yang bersangkutan. Karena hasilnya ternyata dinyatakan sembuh, rencananya akan dirawat lagi untuk menangani jantungnya. Namun, karena serangan jantung, tim tidak bisa diselamatkan,” jelasnya.
Suyuti menegaskan, sampai saat ini tidak ada pasien positif Covid-19 di Kalteng yang meninggal dunia. Justru sebaliknya, jika melihat hasil tes laboratorium, bisa disimpulkan satu pasien Covid-19 dinyatakan sembuh.
”Seandainya masih positif lalu meninggal, itu yang bisa mungkin bisa dikatakan akibat Covid-19. Maka dari itu, saya tegaskan sampai sekarang tidak ada pasien positif yang meninggal,” ujarnya.
Suyuti menuturkan, karena pasien sudah dinyatakan negatif, prosedur penguburan yang dilaksanakan tidak menggunakan protokol penguburan jenazah Covid-19. Namun, jenazahnya langsung dimakamkan di tempat pemakaman umum Jalan Tjilik Riwut Km 12 untuk mengantisipasi terjadinya kepanikan dan memutus mata rantai penyebaran virus.
Dari Kabupaten Barito Utara dilaporkan, RSUD Muara Teweh mengobservasi satu orang dalam pengawasan (ODP) Covid-19. ODP tersebut merupakan warga luar daerah yang melakukan perjalanan ke Batara dan berencana bekerja ke salah satu perusahaan.
Hal itu disampaikan Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Korona Batara Siswandoyo. Dia juga mengatakan, ada juga PDP yang dirujuk ke RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya. Pihaknya masih menunggu konfirmasi hasil pemeriksaan laboratorium dari Jakarta.
”Hasilnya belum kami terima. Dengan adanya satu lagi PDP ini, total kasus PDP di Batara sebanyak tiga orang, namun dua di antaranya sudah dinyatakan negatif,” katanya. (sho/viv/ald/ign)