SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Selasa, 28 Juli 2020 10:46
Patuhi Protokol Kesehatan, Diharapkan Lahirkan Wartawan Profesional
ORIENTASI: Peserta bersama panitia saat foto bersama usai kegiatan OKK, Sabtu (25/7).

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalimantan Tengah (Kalteng) menggelar Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian (OKK). Dalam kegiatan yang diikuti wartawan Radar Sampit itu, diharapkan lahir kader wartawan yang profesional dalam mengemban tugas dan tanggung jawab.

HENY, Sampit

Cuaca cerah Sabtu (25/7) pagi mengiringi perjalanan Radar Sampit bersama wartawan lainnya menuju Hotel Luwansa. Lokasi itu merupakan tempat digelarnya kegiatan Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian (OKK) yang dilaksanakan PWI Kalteng.

“Maaf saya periksa dulu ya,” ujar seorang pelayan hotel, saat Radar Sampit memasuki lobi hotel berbintang tersebut.

“Suhunya 35,” ucapnya singkat seraya menunjukkan thermometer portable.

Setelah melewati pemeriksaan kesehatan sebagai salah satu standar protokol kesehatan untuk mencegah Covid-19, Radar Sampit bersama sejumlah peserta lain langsung melakukan registrasi di ruangan aula yang cukup luas.

Usai tanda tangan sebagai tanda registrasi, peserta mendapat map plastik hijau. Di dalam map itu dilengkapi dengan satu notebook, pulpen, dan handsanitizer.

“Silakan mencari tempat duduk,” ucap perempuan yang saat itu mengenakan ID Card bertuliskan panitia.

Pembukaan acara dimulai sekitar pukul 08.15 WIB, molor 15 menit dari jadwal. Kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan pembacaan doa. Selanjutnya, Ketua Panitia Kegiatan Adinata naik ke atas podium menyampaikan laporan singkat.

Menurut Adinata, ada 46 peserta dari berbagai media cetak, elektronik, radio, online, dan lain-lain yang mengikuti kegiatan itu. ”Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan anggaran Pemerintah Provinsi Kalteng dan kontribusi dari peserta dan diikuti oleh 46 wartawan yang bertugas di Kalteng,” ujarnya.

Ketua PWI Kalteng Harris Sadikin saat mendapat giliran berbicara, memberikan semangat kepada peserta agar fokus mengikuti kegiatan OKK hingga selesai. Dia juga menyampaikan kilas sejarah berdirinya PWI.

”OKK ini dilaksanakan sebagai amanah dalam peraturan dasar rumah tangga (PD-RT) PWI dalam pasal 7 huruf d,” ujarnya.

Dalam pasal tersebut, Harris menjelaskan, setiap wartawan yang ingin bergabung menjadi anggota PWI wajib memenuhi syarat. Salah satunya mengikuti OKK PWI yang sebelumnya disebut Karya Latih Wartawan (KLW).

”Bergabung menjadi anggota PWI memang cukup ketat, karena kami ingin wartawan memiliki kredibilitas yang bagus dan menjadikan wartawan yang profesional dalam bertugas,” ujarnya.

Selain itu, ada pula syarat lain yang harus dipenuhi untuk menjadi anggota muda PWI, di antaranya aktif bekerja sebagai wartawan di perusahaan media yang berbadan hukum pers, tidak pernah dihukum ataupun melakukan tindak pidana yang bertentangan dengan profesi wartawan dan harus tunduk dan taat kepada aturan PWI.

Pelaksanaan OKK, lanjut Harris, dapat menjadi penentu seorang wartawan yang ingin lulus menjadi anggota PWI. ”Setiap pelaksanaan OKK selalu ada korbannya antara 5-6 peserta yang tidak lulus karena tidak mengerjakan post test. Kami berharap peserta dapat mematuhi panitia dan fokus terhadap setiap materi yang dijelaskan dan nantinya setiap materi akan diberikan post test yang harus dijawab untuk menyatakan apakah peserta dapat lulus atau tidak,” ujarnya.

Dalam kegiatan itu, ada enam pemateri yang memberikan pemaparan. Materi pertama membahas Kode Etik Perilaku PWI yang disampaikan Junaidi. Dilanjutkan materi kedua terkait PD PRT PWI yang disampaikan M Zainal, materi ketiga dilanjutkan pembahasan UU 40 Tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik oleh  Heronika Rahan.

Materi keempat disampaikan Pahit S Narottama yang saat itu menyampaikan cara menulis efektif bersama Nenie Maria yang menyampaikan terkait wawancara jurnalistik. Pemateri terakhir ditutup dengan penyampaian Tjak Basori dari Balai Bahasa Kalteng.

Pemateri kali ini sungguh menarik perhatian peserta. Meski durasi yang sangat singkat, peserta begitu antusias mengikuti setiap penyampaian pria yang akrab disapa Tjak tersebut.

”Penulis yang baik harus patuh terhadap tata bahasa. Sebab, senjata penulis adalah bahasa. Maka hati-hatilah dalam menggunakan bahasa,” ujarnya. (***/ign)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers