SAMPIT – Tenggat waktu bagi bakal calon bupati dan wakil bupati Kotawaringin Timur (Kotim) untuk mencalonkan diri dalam pilkada kian sempit. Mereka harus memboyong rekomendasi B1.KWK sebagai syarat utama untuk mencalonkan. Koalisi jadi keharusan karena tak ada partai yang bisa mengusung calon sendiri.
Selama sepekan waktu tersisa. Sejak beberapa hari lalu, sejumlah petinggi partai politik beserta dengan bakal calon berada di Jakarta. Mereka masih melakukan lobi-lobi tingkat tinggi. Tak tanggung-tanggung, langsung menemui pucuk pimpinan partai yang dilamar.
Ketua DPC Partai Hanura Kotim Hari Rahmad, misalnya, sudah beberapa hari lalu di Jakarta untuk mengurus rekomendasi partainya. ”Ya, tunggu saja kepulangan dari Jakarta untuk siapa rekomendasi B1KWK nantinya,” kata Hari.
Meski hanya memiliki satu kursi di DPRD Kotim, nilai tawar Hanura terbilang ”tinggi”. Partai itu bisa memainkan peran kunci dalam pilkada Kotim, karena tidak parpol yang bisa mengusung calon sendiri. ”Meski hanya satu kursi, kami dukung ke calon yang sekiranya menang, bukan untuk mendukung yang kalah,”kata Hari.
Panasnya lobi di Jakarta juga memaksa Ketua DPC Demokrat Kotim Parimus terbang ke Jakarta. Dia mengaku dipanggil menghadap DPP Partai Demokrat berkaitan dengan arah dukungan dalam Pilkada Kotim. Demokrat hanya mempertimbangkan dua nama yang akan dijagokan. Namun, Parimus enggan mengungkap nama yang dimaksud. Dia hanya menyebutkan, Demokrat akan mengusung.
”Saya harus ke Jakarta untuk ini. Nanti seperti apa hasil, sepulang dari Jakarta akan kami sampaikan,” kata Parimus.
Demokrat dengan jumlah lima kursi sangat membuka peluang membuka poros baru. Nama Jhon Krisli juga kabarnya tengah menjadi pilihan kuat DPP Partai Demokrat. Bahkan, dia langsung diangkat menjadi kader partai tersebut dalam sepekan terakhir. Hal ini memungkinkan mantan Ketua DPRD Kotim itu akan direkomendasikan partai berlambang bintang mercy ini.
Saat dikonfirmasi, Jhon Krisli mengaku masih di Jakarta. Menurutnya, Demokrat memang salah satu partai paling intens berkomunikasi mulai dari jajaran DPC, DPD, hingga DPP. Selain itu, ada dua partai lainnya yang akan jadi koalisinya.
”Saya minta dukungan dan doa restu, semoga pulang dari Jakarta nanti bisa membwa rekomendasi untuk dibawa ke KPU Kotim,” kata Jhon.
Sementara itu, peta politik pasangan bakal calon berpotensi berubah. Kabarnya, Muhammad Arsyad akan didapuk menjadi wakil Suprianti Rambat. Dengan begitu, keinginan Gerindra memasang kadernya Sanidin akan mendapat persaingan. Namun, sejauh ini belum ada keterangan resmi dari tim Suprianti.
Perubahan komposisi dan bongkar pasang itu terjadi sehari setelah perayaan HUT RI. Pada 18 Agustus lalu, Ketua DPC Gerindra Kotim Ary Dewar, kader Golkar Muhammad Arsyad, Suprianti Rambat, serta Ketua DPC Hanura Kotim terbang ke Jakarta dari Bandara Haji Asan Sampit.
Ary Dewar belum bersedia memberikan pernyataan terkait hal itu. Munculnya Arsyad cukup memantik pertanyaan. Pasalnya, dia tercatat sebagai kader Golkar. Padahal, Ketua DPD Golkar Kotim Supriadi mengklaim akan maju melalui partai berlambang pohon beringin itu.
Sementara itu, Halikinnor memastikan partai politik yang akan mengusungnya sudah hampir rampung. ”Partai sudah kami amankan. Saat ini kami masih mengupayakan partai pengusung tambahan untuk mendukung pasangan HARATI (Halikinnor-Irawati),” kata Halikinnor.
Halikinnor-Irawati dipastikan akan diusung PDI Perjuangan-Perindo dengan total delapan kursi. Namun, belakangan ini ada partai lain yang juga akan merapat ke pasangan yang akan disokong kekuatan Supian Hadi tersebut. (ang/ign)