SAMPIT – Mesin partai politik akan menjadi penentu dalam pemenangan Pilkada Kotim. Jaringan partai yang kuat sangat diperlukan untuk menggalang dukungan. Di sisi lain, Pilkada Kotim juga akan menyajikan pertarungan para mantan yang sebelumnya pernah menjadi pasangan dalam pesta demokrasi.
Pentingnya kekuatan mesin partai itu disadari masing-masing pemimpin partai politik dan bakal calon. Karena itu, semua kader yang tergabung dalam partai, diwajibkan memenangkan pasangan calon yang diusung. Tak ada ampun bagi kader yang menolak. Sanksi tegas dari partai siap menanti.
Ketua DPD Golkar Kotim Supriadi mengatakan, sesuai instruksi, DPP Partai Golkar akan memberikan sanksi tegas terhadap anggota DPRD dari Golkar, fraksi, atau kadernya yang membelot dukungan kepada pasangan lain dalam Pilkada 2020.
”Berdasarkan instruksi dari ketua umum, kader yang sudah kami usung di pilkada, kemudian ada pimpinan daerah, pimpinan DPRD, atau fraksi yang berbeda dukungan, akan dikenakan sanksi oleh DPP,” kata Supriadi, Selasa (1/9).
Supriadi menuturkan, instruksi itu tidak main-main, karena Golkar tidak ingin kadernya maupun pengurusnya bermain dua kaki dalam pilkada. ”Instruksi partai tegas, sehingga tidak main-main,” ujarnya. Dalam Pilkada Kotim, Golkar akan mengusung pasangan Taufiq Mukri-Supriadi. Partai itu berkoalisi dengan NasDem.
Pernyataan Supriadi tersebut secara tidak langsung mengunci dukungan Golkar untuk kadernya yang juga maju melalui partai lain, Muhammad Arsyad. Arsyad maju sebagai bakal calon wakil bupati bersama Suprianti dengan dukungan Partai Gerindra dan PKB.
Hal yang sama dilakukan Partai Gerindra. Kader di semua tingkatan, mulai dari DPC, PAC, hingga simpatisan, akan dilibatkan dalam pemenangan calon yang diusung Gerindra, Suprianti-Muhammad Arsyad.
”Mesin partai akan kami maksimalkan untuk pemenangan ini, karena kami sudah meyakini mesin politik Partai Gerindra sudah teruji dan solid hingga ke jajaran tingkatan desa,” kata Sekretaris DPC Gerindra Kotim Juliansyah, diamini Ketua DPC Ary Dewar.
Juliansyah menuturkan, pilkada bukan hanya sekadar pertarungan politik biasa. Tetapi juga pertarungan gagasan, visi, misi, dan paling penting harga diri partai dan pengurusnya. ”Makanya Pak Prabowo mengatakan agar kami jajaran Partai Gerindra wajib memenangkan dan total untuk urusan ini,” katanya.
Meski begitu, Juliansyah meminta seluruh mesin Partai Gerindra tetap mengedepankan politik yang santun dan bermartabat. ”Saya terus sampaikan, dalam mengenalkan calon usungan Gerindra, harus dengan cara-cara yang bermoral dan bermartabat. Mari jadikan Pilkada Kotim ini sukses. Bebas dari politik identitas, sehingga yang terpilih betul-betul sesuai dengan suara dan dukungan masyarakat Kotim,” katanya.
Di sisi lain, Pilkada Kotim merupakan arena pertarungan elite politik yang sebelumnya pernah jadi pasangan dalam pilkada sebelumnya. Pada Pilkada 2015 lalu, Supriadi merupakan calon wakil bupati dari Muhammad Rudini. Namun, dalam pilkada kali ini, mereka akan bersaing memperebutkan kursi nomor satu dan dua di Bumi Habaring Hurung. Rudini recananya akan maju melalui Partai Amanat Nasional, Hanura, dan PKS, bersama Samsudin.
Kemudian, ada Taufiq Mukri, Wakil Bupati Kotim aktif hingga kini, akan adu strategi pemenangan dengan pasangannya yang sepuluh tahun bersama memimpin Kotim, Supian Hadi. Secara politik, Supian yang merupakan kader PDIP, akan total mendukung pasangan Halikinnor-Irawati.
Daftar Perdana
Pasangan Suprianti-Arsyad dan Rudini-Samsudin rencananya akan menjadi pendaftar perdana saat KPU resmi membuka pendaftaran pada 4 September nanti. ”Pasangan Suprianti Rambat-Muhammad Arsyad akan mendaftar Jumat (4/9) tepat pukul 09.00 di kantor KPU Kotim. Berangkat dari kediaman Suprianti Rambat Jalan Tjilik Riwut Bamaang,” kata Ary Dewar, Ketua DPC Gerindra Kotim.
Sementara itu, Muhammad Rudini bersama Samsudin akan mendaftar di hari pembuka. ”Rencana tanggal 4 juga akan melakukan pendaftaran,” kata Rudini.
Rudini merupakan salah satu bakal calon bupati Kotim yang paling muda. Dengan modal pengalaman dua kali menjabat di DPRD Kotim dan dunia usaha, dia memantapkan niatnya maju kembali dalam pilkada tahun ini. Rudini sebelumnya pernah bertarung di pilkada di tahun 2015 silam. Ketika itu dia diusung Golkar-PAN.
Pasangan lainnya, Taufiq Mukri-Supriadi, berencana mendaftar di KPU Kotim pada 5 September. Mereka memilih hari itu sebagai hari keberuntungan untuk pasangan yang berjuluk PANTAS tersebut. Keduanya bakal dikawal pengurus DPD NasDem Kotim dan Golkar.
Pasangan Halikinnor-Irawati belum menentukan jadwal pendaftaran ke KPU Kotim. Ketua DPC PDI Perjuangan Ahmad Yani belum bisa memberikan jadwal pasti. ”Nanti akan kami sampaikan lebih lanjut,” kata Yani. (ang/ign)