SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Senin, 07 September 2020 14:17
Banjir Terjang Lamandau Lagi, Rumah Warga Tenggelam, Tim BPKH Terjebak
TENGGELAM: Sejumlah rumah di desa-desa sekitar Hulu Sungai Lamandau tenggelam akibat banjir, Minggu (6/9).(ISTIMEWA/RADAR SAMPIT)

NANGA BULIK – Sejumlah desa di sekitar hulu Sungai Lamandau kembali diterjang banjir. Akibatnya, beberapa rumah warga sudah ada yang tenggelam. Diprediksi banjir kali ini akan lebih besar dibanding banjir dua bulan sebelumnya.

Dolvi, salah satu warga Nanga Bulik mengaku mendapat kabar dan kiriman foto dan video dari keluarganya di Desa Kina. Menurutnya, curah hujan di wilayah hulu sedang tinggi selama beberapa hari terakhir. Akibatnya, kenaikan debit air sungai di wilayah hulu cukup signifikan dan mengakibatkan sungai meluap hingga perkampungan warga.

”Menurut info yang didapat, banjir kali ini tiga kali lipat besarnya dibanding banjir besar terakhir dua bulan lalu. Kalau banjir yang lalu di Desa Kina hanya dua rumah yang tenggelam, sekarang sudah lebih sepuluh rumah," bebernya, Minggu (6/9).

Selain Desa Kina, desa lain di wilayah Kecamatan Batangkawa yang juga dikabarkan terendam, yakni Desa Jemuat, Karang Mas, dan Mengkalang. Dalam rekaman video yang beredar, tampak warga mengabarkan tenggelamnya rumah warga di Desa Kina yang diperkirakan menimbulkan kerugian hingga ratusan juta. Rumah mereka rusak dan barang-barang berharga hanyut, termasuk sapi dan hewan ternak lainnya.

Sejumlah fasilitas umum, seperti Pustu juga tenggelam hampir mencapai atap dan beberapa warga mulai mengungsi. Tampak pula warga mengevakuasi sisa simpanan padi yang masih bisa diselamatkan dari rumah warga. ”Mohon bantuan kepada Dinas Sosial dan Bapak Bupati," harap warga.

Selain di Kecamatan Batangkawa, beberapa desa di wilayah Kecamatan Belantikan Raya juga tenggelam akibat banjir, yakni di Desa Petarikan.

Kepala BPBD Kabupaten Lamandau membenarkan informasi banjir di daerah hulu tersebut. Pihaknya telah menurunkan dua tim untuk memantau banjir.

”Kami sudah bergerak. Dua tim kami turunkan untuk menelusuri dua jalur sungai (Sungai Belantikan dan Sungai Batangkawa). Diprediksi ada sekitar 12 desa yang mulai terendam. Saat ini masih menunggu laporan dari tim di lapangan," ujar Kepala BPBD, Edison Dewel.

Di samping itu, pihaknya juga langsung mengajukan usulan ke Bupati Lamandau untuk status tanggap darurat banjir terhitung mulai kemarin. ”Mohon warga yang tinggal di wilayah hilir seperti Nanga Bulik dan sekitarnya tetap tenang, namun selalu waspada. TMA pada alat ukur yang kami punya di dermaga Batu Bisa masih menunjukkan level aman," ujar Edison Dewel.

 

Terjebak

Sementara itu, tim dari Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Provinsi Kalteng terjebak di Desa Kina, Kabupaten Lamandau. Mereka belum bisa melanjutkan perjalanan ke Desa Jemuat dan tidak bisa pula kembali ke Kota Nanga Bulik karena banjir melanda wilayah itu.

Kegiatan rombongan tersebut di hulu Kecamatan Batangkawa sebagai tindak lanjut dari rapat pembahasan permohonan Penyelesaian Penguasaan Tanah dalam Kawasan Hutan ( PPTKH) sebagai bagian dari kegiatan penyediaan tanah objek reforma agraria (Tora) beberapa waktu lalu.

”Hujan deras dari tadi malam (Sabtu, Red). Sungai pun meluap membanjiri rumah warga. Kami terjebak tidak bisa melanjutkan tugas," kata Titus Selamat, salah satu anggota rombongan.

Dia juga mengabarkan, akibat banjir tersebut tiga rumah warga di Desa Kina yang berada di bantaran sungai nyaris hanyut terbawa derasnya arus sungai. Selain itu, lima ekor sapi warga Desa Jemuat juga dikabarkan hanyut. Menurut warga setempat, itu merupakan banjir terparah sepanjang sejarah bagi mereka.

”Tiga ekor sapinya hanyut dari Desa Jemuat sampai ke Desa Kinna. Dua ekor lagi tidak tau rimbanya," katanya.

Kini mereka hanya bisa mengamankan diri dan ditampung di rumah warga yang posisinya berada di dataran tinggi sambil menunggu air surut. Mereka tidak bisa ke mana-mana karena banyak sampah pohon yang hanyut dan arus sungai sangat deras.

Sebagai informasi, wilayah Desa Kina dan Jemuat berada di daerah paling hulu yang merupakan hutan lindung. Tidak ada perusahaan yang punya izin operasi di wilayah ini.

Terpisah, Hendri, salah satu warga di Desa Benakitan juga melaporkan, air kiriman dari hulu naik dengan cepat. Dalam satu jam, kenaikan air rata-rata sampai dua meter. Meskipun kemarin sore Desa Benakitan yang berada di hilir Desa Kina belum banjir, diprediksi malam hari atau sehari kemudian banjir akan mencapai Sesa Benakitan dan Kinipan. (mex/sla)

 

 


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers