SAMPIT-Satu orang pejabat eselon 2 di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) positif terkonfirmasi Covid-19, hal tersebut diketahui dari hasil swab yang dilakukan terhadap pejabat tersebut, yang bersangkutan saat ini sedang menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD dr Murjani Sampit.
"Kami menyampaikan satu orang pejabat eselon 2 positif Covid-19," ujar Juru Bicara (Jubir) Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kotim Multazam saat press rilis di ruang Command Center Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kotim, Rabu (11/10).
Multazam menyebut yang bersangkutan mulanya sakit dan berobat ke rumah sakit, sesuai prosedur di rumah sakit dimana setiap kali ada pasien yang berobat dilakukan tes cepat atau rapid tes dan swab, dan hasilnya mengharuskan yang bersangkutan di isolasi di RSUD dr Murjani Sampit.
"Yang bersangkutan bukan hasil tracking tapi memang memiliki sakit penyerta, kemudian berobat di rumah sakit dilakukan rapid dan swab hasilnya positif Covid-19 dan saat ini sudah dua hari menjalani isolasi di rumah sakit," jelasnya.
Lebih lanjut Multazam mengatakan jika pejabat yang bersangkutan menjadi pasien yang tertular dan bisa menularkan, pejabat tersebut memang memiliki gejala, namun gejala yang dimilikinya tidak selalu mengarah Covid-19, karena adanya penyakit penyerta.
"Pejabat itu ada gejala, tapi gejala ini tidak selalu mengarah ke Covid-19, karena ada penyakit penyerta juga," terangnya.
Guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19, tim medis langsung melakukan uji swab terhadap orang-orang yang disebutkan melakukan kontak erat degannya termasuk keluarganya sendiri.
Dari hasil wawancara yang dilakukan, pejabat tersebut menyebut ada kontak erat dengan dua orang pegawai kantornya serta dengan beberapa kepala Satuan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD).
"Dia menyebut kontak erat dengan anak buah dan beberapa Kepala SOPD, untuk pegawai kantor langsung dilakukan swab hari ini (Rabu, 11/11)," sebutnya.
Sementara untuk beberapa SOPD yang juga sempat kontak dengan yang bersangkutan masih akan dilihat frekuensi bertemu, ini juga yang menjadi tugas tim surveilans untuk tindak lanjutnya, guna melihat pola penyebaran yang terjadi.
"Swab terhadap beberapa orang tersebut dilakukan untuk mengetahui siapa yang terlebih dahulu positif nanti dari hasil swab, apakah yang bersangkutan atau orang disekitarnya," imbuhnya.
Perlu diingat ujar Multazam virus ini juga punya waktu inkubasi antara 8-12 hari, sehingga untuk memastikan positif Covid-19 atau tidak tes swab bisa saja dilakukan dua kali, sehingga kemungkinan orang terdekatnya bisa saja terpapar.
"Kemungkinan bisa 2 kali di tes swab untuk memastikan, dan mendapatkan hasil yang akurat, kalau sekarang mungkin masih negatif, tapi beberapa hari kemudian bisa saja positif," terangnya.
Multazam menambahkan dengan kondisi ini pihaknya akan bergerak lebih ekstra, yakni dengan melakukan swab di beberapa titik, serta melakukan observasi di lingkungan kerja yang bersangkutan.
"Kami melihat situasi di lingkungan kerjanya bagaimana, itu jadi atensi bersama, akan kami lakukan observasi, dan cleaning oleh Satgas," paparnya.
Terkait darimana pejabat tersebut tertular Covid-19 Multazam menyebut kemungkinan karena aktivitasnya sebagai pejabat yang mengharuskannya mengikuti berbagai kegiatan bahkan hingga di tingkat nasional, apalagi saat ini menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2020.
"Banyak kemungkinan yang menyebabkan pejabat tersebut tertular, disebut banyak bepergian tidak juga, tapi karena tuntutan kerjaan, mungkin karena durasi pekerjaan yang ekstra, apalagi jelang pilkada ini," sebutnya.
Di samping itu juga karena status daerah yang tidak stabil, diantaranya adanya perubahan cuaca yang ekstrim sehingga membuat daya tahan tubuh menurun, meskipun sebenarnya kondisi yang bersangkutan sehat, sehingga rentan tertular virus.
"Saat ini masih dalam proses pemulihan, pada umumnya kondisi pejabat yang bersangkutan stabil, sekarang masih dilakukan observasi, yang jelas secara medis, apapun perkembangan pasien terus di monitor," tandasnya. (yn)