SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Senin, 07 Desember 2020 13:51
Bela Masyarakat Adat Dayak, Calon Anggota Harus ”Dimandikan”

Mengenal Lebih Dekat Pasukan Merah di Kalteng

TERUS BERTAMBAH: Ketua DPW Pasukan Merah Tariu Borneo Bangkule Rajakng Agus Sanang didampingi Wakil Sekretaris Yudi Ependi dan Bendahara Santo N Adi.(RADO/RADAR SAMPIT)

Pasukan merah merupakan salah satu pasukan elite yang  dimiliki Suku Dayak. Di Kalimantan Tengah sudah berdiri Pasukan Merah Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR). Meski baru terbentuk, anggotanya sudah lebih dari 15 ribu orang. Mereka merupakan pemuda Dayak yang setia kepada Pancasila dan NKRI, serta antiradikalisme.

RADO, Sampit

Hujan lebat disertai petir menggelegar sore itu (4/11), membuat Radar Sampit terjebak saat ingin bertandang ke kediaman Ketua Pasukan Merah TBBR Kalteng Agus Sanang. Kami yang harusnya bertemu sekitar pukul 16.00 WIB, bergeser menjadi pukul 18.00 WIB.

Kedatangan Radar Sampit disambut hangat pengurus TBBR Kalteng. Ternyata mereka sudah menunggu sejak sore. Di situ sudah ada Wakil Sekretaris TBBR Kalteng Yudi Ependi dan Bendahara Santo N Adi. Saking lama menunggu, kopi hitam di atas meja sudah mulai mendingin.

Agus membuka pembicaraan dengan menuangkan segelas kopi. Dia lalu menceritakan Pasukan Merah TBBR. Menurutnya, banyak yang salah kaprah dan tidak paham dengan Pasukan Merah yang memiliki pasukan di pelosok Borneo ini.

TBBR, katanya, merupakan salah satu organisasi suku Dayak yang memiliki struktur dari Ketua DPP hingga pengurus di tingkat kecamatan. Saat ini pasukan merah TBBR ini berpusat di Kalimantan Barat.

”Kalau TBBR Pasukan Merah ini tidak hanya di Kalbar, tetapi juga ada di Jakarta, Serawak Malaysia, Kaltim, Kalsel, Kaltara, dan pusatnya di Kalbar,” tutur Agus.

Organisasi TBBR, lanjutnya, baru saja berada di Kalteng. Pusat pengurus DPD berada di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur. Mereka yang tergabung dalam pasukan didominasi anak muda.

Pasukan Merah, jelasnya, memiliki tugas utama membela hak masyarakat adat serta mempertahankan adat istiadat yang mulai tergerus zaman. Organisasi itu juga memiliki kemampuan berhubungan dengan leluhur suku Dayak yang tidak bisa dilihat secara kasat mata. Mereka memercayai penuh hal tersebut.

”Salah satu fokus kami adalah bagaimana adat budaya suku bangsa orang Dayak tetap dipertahankan dan dilestarikan. Makanya kami ingin anak-anak muda yang peduli terhadap warisan budaya bisa ambil bagian menggali kembali asal-usul orang Dayak,” katanya.

Di Kalteng, ujar Agus, ada sekitar 15 ribu Pasukan Merah yang sudah tercatat. Mereka tersebar di berbagai kecamatan dan kabupaten. Keberadaan Pasukan Merah TBBR memang menjadi wadah bagi masyarakat Dayak yang memiliki semangat kuat mempertahankan adat istiadat dan menghormati leluhur.

”Banyak yang terus bergabung, karena memang punya semangat dan tujuan yang sama, sehingga setiap hari jumlahnya selalu bertambah,” ujarnya.

Untuk bergabung menjadi anggota Pasukan Merah, lanjutnya, tak langsung diterima begitu saja. Ada persyaratan umur, kesiapan, dan kesanggupan melaksanakan peraturan organisasi serta pantangannya. Selain peraturan organisasi, mereka juga menekankan agar kemampuan sebagai Pasukan Merah tidak disalahgunakan.

Menurut Agus, pantangan menjadi bagian dari Pasukan Merah, yakni dilarang mengonsumsi atau terlibat jaringan narkotika, tidak mengonsumsi minuman keras yang sifatnya merusak jasmani maupun rohani.

Selain itu, ada hak lain berkaitan dengan kemampuan magis mereka. Sejumlah daging hewan, seperti menjangan, sapi, kerbau, ular, dan anjing menjadi pantangan wajib. ”Pantangannya itu tidak boleh dilanggar. Itu ada hal tersendiri kenapa bisa jadi seperti itu,” ujarnya.

Selanjutnya, kata dia, setelah resmi terdaftar, akan dilakukan ritual pembersihan calon anggota. Mereka akan dimandikan pengurus yang memang memiliki kemampuan di bidang spiritual yang disebut Mangku dan Ulu Balang.

Ritual mandi itu memiliki makna, yang bersangkutan betul-betul bersih dari berbagai hal sebelum bergabung menjadi Pasukan Merah. Ketika sudah bersih, akan mudah menjadi Pasukan Merah. Ritual pemandian dilakukan di hutan belantara. Biasanya di tempat yang dikeramatkan dan dianggap angker.

”Artinya, kalau mereka sudah dimandikan, akan bebas dari pengaruh negatif. Ibaratnya jiwa dan raga mereka sudah bersih. Jadi, jangan salah. TBBR bukan memandikan orang untuk memberikan dan menurunkan ilmu. Itu untuk simbol membersihkan mereka yang akan bergabung dalam Pasukan Merah,” ujarnya.

Menurut Agus, anggota Pasukan Merah TBBR kebanyakan memiliki kelebihan dan kekuatan magis, seperti kekuatan dan kekebalan. Mereka mendapatkan kekuatan dan kekebalan itu tidak sembarangan, yang diperoleh dari Tuhan Yang Maha Kuasa serta leluhur Suku Dayak yang dipercaya masih hidup, namun kasat mata.

Akan tetapi, kata Agus, apabila mereka yang memiliki kekuatan menyalahgunakan, bisa saja hilang dengan sendirinya. Sebab, sudah mengingkari janjinya sebagai pasukan TBBR yang rendah hati, tidak mudah emosi, dan selalu berpihak kepada yang benar.

”Salah satu ajaran di Pasukan Merah TBBR ini adalah ilmu padi. Semakin berisi, maka semakin merunduk,” ujarnya.

Sebagai organisasi yang besar, pihaknya selalu mengedepankan musyawarah mufakat. Namun, ada hal-hal tertentu yang tidak bisa mereka musyawarahkan. Pasukan Merah TBBR dengan kekuatan puluhan ribu orang itu patuh dan tunduk kepada pemimpin mereka dan selalu siap melakukan apa pun untuk kepentingan harkat dan martabat Suku Dayak. Ketua Umum TBBR saat ini dijabat Agustinus di Kalbar.

Agus menegaskan, proses pemandian untuk calon anggota tidak akan menenggelamkan budaya Suku Dayak di Kalteng. Memang, lanjutnya, ada kekhawatiran sejumlah pihak dengan keberadaan Pasukan Merah TBBR yang bisa menggerus adat istiadat Dayak di Kalteng.

”Jadi, posisinya TBBR ini untuk melestarikan budaya Dayak dan tidak mengganti budaya kita sebagai orang Dayak yang hidup dalam lingkup falsafah huma betang itu sendiri. Bagaimana Dayak mau kuat kalau sesama Dayak kita sulit bersatu,” tandasnya. (***/ign)

 


BACA JUGA

Kamis, 28 November 2024 11:00

Tetap Jaga Persaudaraan Walau Berbeda Pilihan

SAMPIT -  Bupati  Kotawaringin  Timur  (Kotim)  Halikinnor,  menjalankan …

Selasa, 26 November 2024 10:38

Halikinnor Kembali Bertugas sebagai Bupati Kotim

SAMPIT -  Halikinnor,  kembali  menjalankan  tugasnya  sebagai   Bupati…

Senin, 25 November 2024 10:34

Pemkab Kotim Siapkan Lahan

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) berencana membangun gudang…

Jumat, 22 November 2024 10:42

Harapan Baru Tingkatkan Kualitas Beras Lokal

SAMPIT – Pembangunan Rice Milling Plant (RMP) di Desa Lampuyang,…

Kamis, 21 November 2024 10:45

Kotim Raih Penghargaan dari Kementerian Pekerjaan Umum

SAMPIT -  Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim)  mendapatkan  nominasi  Program …

Rabu, 20 November 2024 10:37

Kotim Tingkatkan Kualitas SDM Pariwisata Lewat Pelatihan Sadar Wisata

SAMPIT -  Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) …

Selasa, 19 November 2024 10:49

Ratusan Peserta Tes CPNS Tidak Hadir

SAMPIT -  Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil…

Selasa, 12 November 2024 10:34

Guru Penggerak Dibekali Keterampilan Kepemimpinan

SAMPIT -  Balai  Guru  Penggerak  Provinsi  Kalimantan  Tengah  (Kalteng) …

Jumat, 08 November 2024 10:44

Tutupi Kekosongan Jabatan, Penuhi Kebutuhan Pegawai

SAMPIT – Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kotawaringin Timur (Kotim)…

Rabu, 06 November 2024 09:58

Kotim Raih Bhumandala Award 2024

 SAMPIT -  Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim)  menorehkan prestasi gemilang di…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers