SAMPIT – Proses pemilihan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Perwakilan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) berjalan cukup alot dan sempat memanas. Pembahasan tata tertib dan pemilihan ketua diwarnai hujan iterupsi dan debat antara pimpinan sidang dan peserta konferensi.
Meski diwarnai hujan interupsi, pemilihan tetap menjunjung tinggi azas demokrasi. Semua peserta memiliki hak untuk menyampaikan suara. Meski sempat terjadi perdebatan panjang, konferensi itu berjalan lancar. Andri Rizki Agustian terpilih menjadi Ketua PWI Kotim menggantikan Dhoni Harjo Saputro yang masa kepemimpinannya berakhir kemarin (28/4).
Panasnya suasana konferensi terjadi saat pembahasan tata tertib. Salah seorang anggota PWI Kotim Chairil Anwar ketika menyampaikan aspirasinya terkait salah satu poin yang dibahas, beradu argumen dengan Jony Prihanto, salah seorang pimpinan sidang. Jony saat itu meminta Chairil tenang dan kembali duduk.
Akan tetapi, Chairil yang merasa memiliki hak bersuara, juga membalas dengan nada keras. Chairil bahkan sempat berniat maju. Sejumlah anggota lainnya langsung berusaha menenangkan. Setelah sidang dilanjutkan, Jony dan Chairil langsung bersalaman.
”Debat dalam sidang seperti ini itu sudah biasa. Bahkan, dengan banting meja dan kursi juga biasa,” kata Jony sambil bercanda.
Hujan interupsi dan adu argumen kembali terjadi saat verifikasi calon yang maju memperebutkan kursi Ketua PWI Kotim. Ada tiga calon yang bersaing, yakni Andri Rizki Agustian, Fauziah, dan Joni Abdi.
Pencalonan Joni Abdi sempat diprotes karena dinilai masih menjadi pengurus partai politik. Joni pun membantah tudingan itu dan menegaskan, dirinya saat ini otomatis tak menjadi pengurus setelah Golkar kubu Agung Laksono, yakni Munas Ancol tak diakui pemerintah.
Setelah sempat beberapa kali diskor, akhirnya diambil keputusan bersama, Joni Abdi tetap bisa mencalon dengan syarat membuat pernyataan di atas materai bahwa dirinya tak lagi menjadi pengurus dan bersedia mengundurkan diri apabila terpilih menjadi ketua terbukti menjadi pengurus parpol.
Saat penyampaian visi dan misi, tiga calon sepakat, peningkatan kompetensi wartawan wajib dilakukan. ”Program yang sudah baik di kepengurusan sebelumnya akan ditingkatkan lagi, terutama untuk peningkatan kompetensi wartawan,” tegas Andri yang mendapat giliran pertama menyampaikan visi dan misi.
Setelah penyampaian visi dan misi, dilanjutkan dengan pemilihan. Suasananya mirip proses pemilu atau pilkada. Sebanyak 46 anggota memberikan hak suara di bilik suara yang disediakan panitia. Hasilnya, perolehan suara Andri jauh meninggalkan dua pesaingnya. Andri menang dengan perolehan 29 suara, disusul Joni Abdi 8 suara, dan Siti Fauziah 7 suara. Suara tidak sah sebanyak 2 suara. (ang/rm-73/ign)