PANGKALAN BUN – Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II BKSDA Kalteng di Pangkalan Bun dan Petugas Balai Taman Nasional Tanjung Puting resort Sungai Cabang, menguburkan bangkai buaya jenis senyulong (sapit) yang sempat menghebohkan media sosial beberapa hari ini.
Sebelum dikubur, petugas terlebih dahulu memeriksa dan mendata kondisi bangkai buaya yang diketahui panjangnya mencapai 4,9 meter dengan berat 900 kilogram.
”Bangkai buaya di kawasan TNTP Resort Sungai Cabang, wilayah sungai baru Desa Sungai Cabang Kecamatan Kumai itu berjenis kelamin jantan dan tim telah menguburkannya," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II BKSDA Kalteng di Pangkalan Bun, Dendi Setiadi.
Berdasarkan informasi dari karyawan PT Kumai Sentosa bernama Dikit, lanjutnya, buaya tersebut pertama kali ditemukan dalam kondisi sudah mati pada Minggu (24/1). ”Saat petugas tiba di lokasi, kondisi bangkai sudah membengkak dan ada bagian ujung ekor yang hilang (buntung)," ujarnya.
Saat pemeriksaan, kata Dendi, tidak ditemukan luka senjata tajam atau luka dari hewan lain. ”Buaya sapit hidupnya juga di muara sungai. Kemungkinan buaya itu tersesat ke laut atau bisa juga karena kalah bersaing dengan buaya muara. Karena menurut laporan, di sungai cabang banyak terdapat jenis buaya muara," tandasnya.
Seperti diketahui bahwa seorang warga Desa Sungai Cabang, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) gegerkan jagat maya. Warga bernama Mustafa ini berfoto bersama seekor buaya yang diketahui sudah mati di Pantai Sungai Baru desa setempat baru-baru ini.
Foto yang diabadikan melalui kamera handphone tersebut terlihat seolah-olah Mustafa akan digigit di bagian pantatnya. Terlihat pula celana pendek yang dikenakannya melorot seolah-olah ditarik oleh buaya. Foto tersebut kemudian diposting oleh putrinya Inar yang berdomisili di Desa Kubu, Kecamatan Kumai, Minggu 24 Januari 2021 di media sosial.
Postingan tersebut menuai reaksi dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) SKW II Pangkalan Bun yang berencana menerjunkan tim Wild Rescue Unit (WRU) ke Desa Sungai Cabang untuk mencari buaya dan mengevakuasinya, Senin (25/1). (sla/ign)