SAMPIT – Hampir tujuh tahun, megaproyek pusat olahraga (sport centre) di Jalan Jenderal Sudirman Km 6 Sampit-Pangkalan Bun, kompleks Sawit Raya, dibiarkan terbengkalai. Padahal, tak sedikit uang rakyat melalui APBD yang dikucurkan di sana. Mangkrak, proyek itu kini menyisakan potensi kerugian daerah.
”Untuk kolam renang saja, kalau tidak salah, biayanya dulu sudah puluhan miliar yang dikucurkan. Ini dibangun di masa pemerintahan Wahyudi K Anwar. Setelah itu tidak ada lanjutan lagi. Sayangnya uang besar sudah terlanjur di situ tetapi tidak diteruskan lagi,” ujar Ketua DPRD Kotim Jhon Krisli saat meninjau proyek tersebut, Senin (23/5) kemarin.
Inspeksi itu juga diikuti Ketua Komisi III yang membidangi pemuda dan olahraga; Rimbun. Ada juga Wakil Ketua Komisi IV yang membidangi pembangungan infratsruktur; Muhammad Shaleh.
Jhon menilai, pembangunan tempat itu mesti dilanjutkan mulai tahun depan dengan sistem penganggaran tahun jamak (multiyears contract). Diperkirakan, untuk menuntaskan proyek itu memerlukan dana Rp 200 miliar. Uang besar itu diprediksi mampu menyulap kawasan tersebut menjadi kawasan terpadu; pendidikan, olahraga, dan hiburan, termegah di Kalteng.
”Ini mesti diselesaikan, kami dari DPRD tidak sepakat aset puluhan miliar seperti ini dibiarkan tanpa ada kejelasan,” kata politikus PDI Perjuangan itu.
Arena sport centre ini tidak hanya dibuat khusus untuk olahraga dan arena road race, tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk penyelenggaraan Sampit expo, bumi perkemahan pramuka, outbound, dan rencana pembangunan Universitas Sampit (Unsam).
Pengembangan lokasi itu dianggap sangat representatif. Tidak jauh dari lokasi itu, jalannya sudah nyaman, tinggal peningkatan saja.
”Sehingga setiap kegiatan milik pemerintah tidak lagi pinjam punya sawasta, kita mesti kembangkan daerah ini, lahan sudah milik pemda dan sudah sertifikat semua, jadi tidak ada masalah lagi. Kalau dibiarkan di hutan seperti ini, seperti rumah hantu saja jadinya,” ujar Jhon Krisli. (ang/dwi)