SAMPIT – Pusat olahraga (sport centre) bukan satu-satunya proyek pembangunan milik Pemkab Kotim dengan dana miliaran rupiah yang terbengkalai. Masih banyak aset pemerintah yang sudah dibangun mengalami hal serupa. Sebagian besar proyek itu diprogramkan melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (sekarang Dispora) Kotim.
Forum Bersama (Forbes) LSM di Kotim merilisi sejumlah proyek pemkab yang berujung tanpa kejelasan fungsi lantaran dibuat setengah-setengah. Seperti dari Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Kotim di Jalan Jenderal Sudirman kilometer 6 Sampit, Kampung Pemuda di Jalan Tjilik Riwut arah Sampit-Kotabesi, Bumi Perkemahan (Buper) Pramuka di Kotabesi, Balai Pelelangan Ikan di Ujung Pandaran, dan gudang pengeringan rotan di Cempaga.
Mangkraknya proyek seperti itu, menurut Koordinator Forbes LSM Kotim Audy Valent lantaran pemerintah tidak melanjutkan program tersebut. Inilah yang menurutnya harus menjadi catatan penting bagi setiap kepala daerah agar tidak mengabaikan program pemimpin sebelumnya.
”Jangan lantaran program tidak sejalan dengan kepala daerah sebelumnya, proyek yang belum selesai tidak dilanjutkan," kata Audy.
Hal semacam inilah yang menurut Audy mengakibatkan banyaknya proyek pemerintah mandek. ”Kalau seperti ini saya yakin jika ada proyek kepala daerah yang sekarang tidak selesai sampai habis masa kepemimpinannya, pemimpin baru tidak melanjutkannya, akan banyak proyek yang mangkrak nantinya," tukasnya.
Terbengkalainya proyek seperti ini tentu akan merugikan negara. Sehingga perlu campur tangan aparat penegak hukum. Apalagi banyak lahan-lahan dalam proyek tersebut yang mulai berkurang.
”Perlu dicari tahu, dulu di Kampung Pemuda itu saja ada bangunan pemerintah, sekarang tidak ada. Ke mana bangunannya itu perlu ditelusuri, padahal itu belum difungsikan. Telusuri proyek pemerintah itu termasuk pembebasan lahannya seperti apa,” tukasnya. (co/dwi)