Usianya 92 tahun. Dia datang dengan kursi roda. Putra Dayak itu adalah satu dari 13 penerjun payung pertama Indonesia. Matanya berbinar menyaksikan atraksi udara pesawat tempur di langit Bumi Tambun Bungai, Selasa (31/5) kemarin.
----------------------------------
T-50 Golden Eagle dan Super Tucano sibuk membuat ribuan pasang mata takjub. Dua belas pesawat tempur milik TNI AU itu memberi hiburan di langit Palangka Raya. ‘Burung besi’ buatan Korea dan Brasil itu dengan gagah pamer kemampuan.
Di antara mata-mata takjub itu, ada sosok saksi sejarah dari putra Dayak; Manuel Nuhan. Usianya tak lagi muda; 92 tahun. Dia datang dengan dibantu kursi roda. Anak dan cucunya mendampingi.
Nuhan mencatatkan diri sebagai satu dari 13 penerjun pertama Indonesia. Dia masih hidup hingga kini. Dan bangga bisa menyaksikan langsung kehebatan para penerbang generasi berikutnya yang penuh skill beratraksi di Palangka Raya.
Pada 17 Oktober 1947 silam, Nuhan bersama Mayor KSU Tjilik Riwut berhasil mendarat sempurna dalam penerjunan bersandi operasi Kalimantan di Desa Sambi, Kotawaringin Barat.
Kemarin Nuhan datang dengan pakaian yang dilengkapi tanda kehormatan. Dia mengenakan busana Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU. Berbaret jingga lengkap dengan wing penerjun.
Nuhan adalah putra Dayak asli dari DAS Kahayan, Kecamatan Tewah, Gunung Mas. Dia kini berdomisili di Jalan G Obos 24 Nomor 20, Palangka Raya.
Nuhan mengaku memiliki kebanggan atas keberhasilan TNI AU memberikan penjagaan udara NKRI. Dia datang pun atas undangan resmi dari Paskhas TNI AU. Artinya para penerus tidak melupakan jasa dan kerja keras Nuhan saat masih mengabdi bagi negara.
Nuhan bercerita, saat penerjunan itu diperintahkan Presiden Soekarno melakukan perlawanan terhadap Belanda. Dia dipimpin langsung Tjilik Riwut bersama 70 pejuang lain. Mereka berhasil menggelar perlawanan dan memukul mundur pasukan kolonial dan memperoleh kemenangan.
”Dulu melawan dengan peperangan, sekarang generasi muda juga harus bisa melakukan perjuangan, walau berbentuk lain. Dulu tak memiliki persenjataan lengkap, pejuang bisa melawan. Sekarang dengan alutsista modern saya yakin NKRI akan selalu utuh,” tutur Nuhan.
Ya, Airshow Latihan Sikatan Daya 2016 yang digelar Komando Operasi Angkatan Udara II di Palangka Raya menyedot perhatian warga. Kemacetan sekitar satu kilometer terjadi di ruas jalan menuju Bandara Tjilik Riwut akibat parkir kendaraan tak beraturan.
Kepala Staf Koops AU II Marsekal Pertama Donny Ermawan menuturkan, pada hari pertama pelaksanaan hanya dilakukan latihan familiarisasi dan flypass di atas langit Palangka Raya. Sementara latihan simulasi pertempuran baru dilaksanakan hari ini, Rabu (1/6).
”Ya anggap saja sebagai salam untuk warga. Nah, besok (hari ini) kita laksanakan operasi militer perang. Jadi pada saat latihan tersebut kita baru menggunakan amunisi betulan yang bisa meledak,” ujarnya, Selasa (31/5). (daq/sho/dwi)