SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Senin, 20 Juni 2016 20:28
Tak Menyangka Selamat, ABK Histeris dan Berzikir saat di Rumah Sakit
ALHAMDULILAH: Korban tenggelam Kapal Nusantara Dolpin Satu yang selamat saat berada di rumah sakit, Minggu (19/6). (FOTO: RINDUWAN/RADAR SAMPIT)

PANGKALAN BUN - Kapal Nusantara Dolpin Satu mengangkut pupuk 850 ton dari Gresik, Jawa Timur, menuju Pelabuhan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar). Ketika memasuki perairan Kobar, tepatnya di sekitar Senggora, gelombang bertubi-tubi menghantam kapal.

Kapal nahas itu akhirnya tenggelam sekitar pukul 21.00 WIB setelah dihantam gelombang besar dari samping kiri. Sebanyak 14 ABK, terjun ke laut menyelamatkan diri menggunakan pelampung seadanya.

ABK lainya, Muhammad Romzi (23), mengaku pasrah kalau pun harus meninggal di tengah laut. Dia juga sempat berpikir, apabila meninggal, bangkainya dimakan ikan. ”Alhamdulilah, saya masih hidup. Saya nggak tahu ini keajaiban bagi saya, karena saya berpikir tidak ada yang menyelamatkan saya," katanya.

Dalam keadaan panik itu, kata Romzi, mereka terus berkomunikasi dengan memanggil temannya satu per satu. ”Kita saling memanggil nama. Kalau tidak ada suaranya, berarti hilang," ujarnya.

Menurut Romzi, posisinya saat itu berada di tengah teman-temannya. Ada dua orang yang memegang tangan kanan dan kirinya. Mereka sempat terempas gelombang hingga melepaskan pegangan.

---------- SPLIT TEXT ----------

”Tapi, pas melihat teman, saya berusaha berenang dan kembali lagi sama rombongan. Ini hal yang menyedihkan yang saya alami," tuturnya.

Sementara itu, dokter yang menangani para ABK yang selamat, Abimanyu, mengatakan, rata-rata korban selamat mengalami luka lecet. Hal itu disebabkan benturan benda keras. ”Ada yang luka parah. Itu bukan dimakan ikan, tapi terkena benturan kapal. Ditambah akibat air laut membuat luka putih," ujarnya.

Rata-rata korban selamat mengalami trauma mendalam dan tensinya naik. Saat dirawat tenaga medis di RSR Kumai, sebagian dari mereka ada yang menangis histeris, mengerang kesakitan, dan berzikir.

”(Korban selamat) dalam posisi panik, apalagi sampai belasan jam ini membuat tensi naik. Rata-rata di atas 150 semua tekanannya," kata Abimanyu. (rin/ign)

Baca Juga: Astaga, Ini Kisah Pilu ABK Selamat, 17 Jam Berpegangan Tangan Melawan Ombak


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers