SAMPIT – Sebagian pengamen yang beroperasi di Sampit mulai meresahkan masyarakat. Mereka sering meminta uang secara paksa kepada konsumen warung tenda sepanjang Jalan Rahadi Usman.
Mirna (43), pedagang sate di Jalan Rahadi Usman, mengatakan sejumlah pedagang makanan merasa kesal dengan ulah pengamen dan pengemis. Gara-gara mereka, konsumen yang sedang menikmati hidangan sering kali tak menghabiskan makanan karena terganggu.
”Amun (kalau) mengemis jangan memaksa orang, ulun kada nyaman lawan pelanggan (saya tidak nyaman dengan pelanggan),” ucap Mirna terhadap pengemis yang sedang berada di tenda daganganya sembari meminta pengemis tersebut pergi.
Sejumlah pengemis yang beraksi sekitar pukul 19.00 WIB terlihat rapi dan teratur. Setiap selang lima menit, pengamen dan pengemis ini datang secara bergantian untuk mendapat uang dari konsumen.
”Pusing memikirkannya, setiap malam datang mengemis. Apa tidak ada kerjaan lain lagi, bikin marah orang saja, saya yang jadi tidak enak sama pelanggan, mereka makan tidak nyaman,” ujar Mirna sambil marah-marah atas ulah pengemis tersebut.
Ketika dinicangi Radar Sampit, Rabu (22/6) malam Mirna menjelaskan, jumlah pengamen dan pengemis ini tidak terhitung, selama dirinya berdagang setiap wajah baru selalu ada khususnya saat Ramadan hingga mendekati lebaran.
”Jika tidak ada kerjaan sebaiknya jangan mengemis, ini sepertinya sengaja ketika bulan puasa menjadi pengemis dadakan, selepasnya jadi orang biasa lagi,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kotim Rihel menyatakan akan segera merazia pengamen dan pengemis di sekitar Sampit.
”Nanti ada razia gabungan. Masyarakat kami minta jangan memberikan uang kepada pengemis dan pengamen itu. Jadi perlu bantuan dari semua pihak agar gelandangan dan pengemis ini tidak bertambah subur di Kotim,” jelas Rihel. (mir/yit)