PANGKALAN BUN - Gempa bumi yang terjadi pada Jumat (24/6) kemarin akan menjadi bahan penelitian oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Sebab, fenomena alam ini cukup langka di kawasan Kalimantan. Gempa di Sukamara itu bukan satu-satunya gempa yang pernah terjadi di bumi Bornoe.
Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, gempa di Kalimantan karena aktivitas kerak dangkal jenis intraplate, atau kerap disebut gempa intraplate yaitu gempa di dalam lempeng Eurasia.
Hal itu, kata Daryono, disebabkan karena sesar aktif sehingga dari analisis yang dilakukannya gempa terjadi karena sesar normal atau sesar turun.
”Dari analisis kita, gempa terjadi karena sesar normal atau sesar turun dan mekanisme gempa di intraplate ini dapat diketahui selama magnitudonya cukup besar,” katanya, Sabtu (25/6) siang.
Hal itu membedakan dari gempa pada umumnya yaitu gempa interplate yang dihasilkan dari tubrukan antarlempeng yang banyak terjadi di barat Sumatera dan selatan Jawa.
---------- SPLIT TEXT ----------
Beberapa gempa lain di Kalimantan juga pernah terjadi pada 5 Februari 2008 di Pulau Laut, Sebuku, dan sekitarnya di Kalimantan Selatan. Gempa itu berkekuatan 5,8 skala richter dengan pusat gempa di kedalaman 33 kilometer.
Gempa juga pernah terjadi di Singkawang, Kalimantan Barat pada 14 Mei 2015 lalu dengan kekuatan 4,2 skala richter. Pusat gempa berada di kedalaman 11 kilometer karena ada patahan aktif.
Gempa berkekuatan 6,1 skala richter pernah mengguncang Tarakan pada 21 Desember 2015 pada posisi 3,61 Lintang Utara dan 117,67 Bujur Timur. Pusat gempa berada di kedalaman 10 kilometer dan berjarak 29 kilometer sebelah timur laut Tarakan.
”Dan gempa yang terjadi di Barat Daya Sukamara tepatnya di kawasan Kandawangan Kalbar dengan kekuatan 5,1 skala ricther kemarin menambah daftar kejadian gempa di kawasan Kalimantan,” katanya. (sla/yit)