SAMPIT – Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), semakin memperketat penerimaan pasokan sapi. Setiap sapi yang masuk harus disertai surat keterangan kepemilikan dari RT atau kepala desa setempat.
Bahkan, untuk sapi dari luar daerah, harus dilengkapi dengan sertifikat dari karantina kesehatan. Kepala UPTD RPH Sampit Milla Waluandja mengatakan, hal itu untuk menghindari masuknya sapi curian ke RPH.
”Setiap kali ada yang memasukkan sapi ke RPH, pasti kami periksa surat-menyuratnya. Apalagi kalau yang bawa sapi itu orang yang sebelumnya tidak pernah memasukkan sapi ke RPH, patut kami curigai. Kami tidak langsung terima, minimal ada surat dari RT dan Kades, kalau tidak ada kami tolak,” kata Milla, Rabu (29/6).
Dalam beberapa bulan terakhir, terutama selama Ramadan, harga daging sapi di pasaran melambung tinggi. Daya beli masyarakat yang meningkat selama Ramadan diduga menjadi salah satu pemicu melambungnya harga daging sapi tersebut.
Para pemasok sapi pun berusaha sebaik mungkin memenuhi permintaan daging sapi di pasaran dengan mendatang sapi dari luar daerah. Momen ini ternyata juga dimanfaatkan oleh pencuri sapi untuk memasarkan sapi hasil curian mereka.
---------- SPLIT TEXT ----------
Menurut Milla, tahun ini, ada sekitar lima kasus pencurian sapi yang berhasil ditemukan RPH. Mayoritas sapi curian berasal dari dalam daerah, seperti Samuda, Katingan, dan Lamandau. Jumlahnya tergolong sedikit, hanya dua atau tiga ekor sapi. Di sisi lain, sapi yang sering dipasok pengusaha jumlahnya banyak, bisa mencapai ratusan ekor.
”Di RPH sendiri pernah kecolongan menerima sapi curian. Pemasok sapi tersebut sebenarnya sudah kami tolak, tapi ternyata dia jual kepada pemotong. Harganya murah. Makanya pemotong mau membeli sapi tersebut. Karena yang bawa masuk ke RPH si pemotong kami tidak curiga. Tapi besoknya setelah sapi dipotong, datang pemilik sapi yang sebenarnya. Pencurinya ditangkap dan uang dari si pemotong itu disita polisi sebagai barang bukti. Akhirnya rugi semuanya,” paparnya.
Untuk menghindari kesalahan yang sama, pihaknya memperketat penerimaan sapi yang dikirim ke RPH. Para pemotong pun diperingatkan tidak sembarangan membeli sapi dari orang lain meski harganya murah. (vit/ign)