SAMPIT – Keluarga pelaku penembakan dan korban di Desa Tumbang Penyahuan, Kecamatan Bukit Santuai, saling memberikan pernyataan berbeda terkait insiden tersebut. Salah satunya, terkait hubungan antara pelaku, Joni, dan korban, Bono.
Juanda, menantu korban menuturkan, pelaku ada dendam dengan korban. "Pengakuan pelaku ada dendam, saat acara di Tumbang Getas dulu. Namun rasanya, kami keluarga tidak ada sama sekali, apalagi korban sendiri tidak kenal dengan dia (pelaku)," katanya, pekan lalu.
Juanda juga menyebut pelaku saat itu dalam kondisi mabuk, sehingga bisa berbuat brutal memberondong Bono dengan peluru senjata dum-duman. "Padahal di rumah itu ada orangtuanya," katanya.
BACA JUGA: Sasaran Tembak "Koboi" Desa Ternyata Sembarang Orang, Selain Senjata, Juga Pegang Parang
Keterangan itu langsung dibantah ayah Joni, Udui Siong. Udui membantah pernyataan menantu korban, Juanda, yang menyebut anaknya menembak Bonoe karena dipengaruhi miras dan bermotif dendam.
”Saya jamin dalam mereka tidak ada minum-minum di dalam rumah saya. Kejadian itu tidak kami inginkan. Saya dan keluarga korban juga punya hubungan keluarga,” ujarnya.
Udui mengusulkan anaknya menjalani tes kejiwaan. Pasalnya, sang pelaku, Joni, sejak beberapa bulan terakhir memperlihatkan perilaku aneh. Dia kerap berbicara tak jelas.
Menurut ayah Joni, Udui Siong, anaknya pernah mengatakan bahwa rumahnya dikepung orang tak dikenal. ”Pertama kali sepulang kerja dari Tumbang Getas, anak saya mulai berubah. Saya menduga ada yang tidak beres dengannya, makanya saya bawa ke kampung untuk diobati. Saya juga ajak buat kebun di belakang rumahnya,” katanya, Sabtu (2/7). (ang/ign)
BACA JUGA: NGERIII!! Tulang Tangan Patah Diterjang Peluru, Korban Ditolong setelah Polisi Datang