Menyedihkan dan harus cepat ditangani. Begitulah kondisi bayi berusia delapan bulan, Rakawindra Dwi Putra. Anak kedua pasangan Santi (32) dan Adi (30) dinyatakan dokter mengidap Atresia Bilier atau saluran empedu tidak terbentuk sempurna atau buntu.
==========
BAGIAN perut terlihat makin membesar dari ukuran normal. Penderitaan Raka diperparah dengan biaya pengobatan yang diperkirakan menelan dana hingga Rp 1 miliar. Itu pun harus dirujuk ke rumah sakit di Jakarta, Surabaya, Semarang dan Jogjakarta. Yakni untuk transplantasi hati.
Sekarang Raka menumpang di rumah sanak sudaranya di Jalan Rajawali VI Blok 2 No 5 Palangka Raya. Orangtuanya pun sudah tidak bekerja dan hanya mengandalkan keluarga dekat mereka untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Jadi bila ingin membantu bisa menghubungi Santi (orang tua Raka) dinomor 081250848542.
"Kami berharap pemerintah bisa menolong dalam pengobatan Raka," kata Adi.
Keluarga pun berharap Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran dan Wakil Gubernur (Wagub) Habib Said Ismail bisa meringankan dan membantu dana untuk kesembuhan Raka.
Ayah Raka, Adi kepada Radar Sampit mengatakan penyakit tersebut timbul sejak Raka berusia tiga bulan hingga berbagai pengobatan pun telah dilakukan. Termasuk merujuk Raka ke rumah sakit. Namun belum ada tindakan maksimal karena terkendala dana. (daq/vin)