SAMPIT- Kasus guru pukul murid dan berakhir pidana, sempat menjadi perhatian publik beberapa waktu lalu. Kini, sepertinya kasus serupa terjadi lagi di Sampit. Kali ini, Faisal Fadillah (9), putra sulung dari pasangan Gusman (41) dan Ely Susanti (35), warga Jalan Tjilik Riwut kilometer 4 yang menjadi korban. Murid kelas IV, di salah satu SD Negeri di Jalan Tjilik Riwut, Kelurahan Baamang Tengah, Kecamatan Baamang, diduga dipukul guru wali kelasnya menggunakan penggaris kayu.
”Saya dapat laporan dari istri saya, anak saya Faisal sempat dijewer beberapa kali karena tidak nyaring membaca. Yang membuat saya sakit hati, hari ini anak saya kembali dipukul,” ungkap Gusman, saat bertandang ke Kantor Radar Sampit (sampit.prokal.co), Selasa (26/7).
Ditambahkannya, Faisal kembali mendapatkan perlakuan keras dari guru wali kelasnya, hanya karena tidak melaksanakan piket harian. Padahal menurut pengakuan Faisal, hari itu bukan jadwal piketnya. Faisal dipukul menggunakan mistar, hingga membiru dan tidak dapat berjalan.
Dirinya sudah berupaya melakukan konfirmasi masalah ini kepada kepala sekolah tempat anaknya bersekolah, namun belum bisa. Sementara wali kelas yang diduga melakukan pemukulan saat didatangi ke rumahnya hanya meminta maaf.
Sepengetahuan Gusman, anaknya tidak terlalu nakal. Bahkan cukup berprestasi di sekolah, dengan meraih peringkat dua di kelas. Hal ini lah yang membuat Gusman merasa tidak terima dan sakit hati, dengan perlakuan oknum wali kelas tersebut.
”Memang perlu keras dalam mendidik anak, tapi bukan seperti ini caranya. Ini namanya penganiayaan,” kata pria yang juga sebagai petugas keamanan di perusahaan perkebunan itu.
Gusman mengaku, akan segera melaporkan kasus ini ke kepolisian dan juga dinas pendidikan setempat.
Sementara itu, SD yang bersangkutan saat dikonfirmasi akan menyelesaikan permasalahan ini secara kekeluargaan. Dengan menghadirkan semua pihak terkait termasuk wali kelas dan orangtua murid. (oes/ton)