SAMPIT – Polisi belum merilis penyebab dan total kerugian pada musibah kebakaran di Gang H Mansyur, Baamang, Selasa (23/8) lalu. Hanya aparat sudah melakukan olah TKP. Juga memeriksa sejumla saksi dalam kejadian tersebut.
”Belum bisa disimpulkan hasil penyelidikan terkait penyebab kebakaran dan jumlah kerugian yang dialami masyarakat,” jelas Kapolsek Baamang I Made Rudia, Rabu (24/8).
Penyebab kebakaran masih berusaha diungkap melalui olah TKP. Untuk diketahui, musibah itu menghanguskan lima rumah milik Kusnadi (45), Irun (75), Adul (60), Suli (44), dan Bayu Baihaki (50). Kebakaran terjadi sekira pukul 13.15 WIB.
Soal kerugian, Camat Baamang M Yusransyah memperkirakan mencapai Rp 400 juta. Bantuan secara swadaya dan pribadi dari aparatur kecamatan sudah disampaikan kepada para korban kebakaran.
”Surat secara resmi sudah kami sampaikan kepada Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Kami berharap bantuan dari pihak dinas dapat segera direalisasikan,” jelasnya.
Dinsosnakertrans Kotim mengaku siap menyalurkan bantuan bagi para korban. Kepala Dinsosnakertrans Kotim Bima Eka Wardhana mengaku hanya menunggu permohonan bantuan dan laporan jumlah korban dari pihak kecamatan agar bantuan tersebut bisa diproses dan segera disalurkan.
”Memang sudah menjadi tugas kami, seperti biasa setiap ada bencana kebakaran kami akan memberikan bantuan kepada para korban. Dan anggaran untuk bantuan ini pun telah disediakan, kami hanya menunggu pihak setempat untuk mengajukan permohonan bantuan,” katanya, Rabu (24/8).
Bantuan yang akan diserahkan ini berupa bantuan tanggap darurat dan sesuai dengan petunjuk Kementerian Sosial. Bantuan yang diberikan antara lain berupa lauk pauk, selimut, matras, tempat nasi, serta beberapa sembako seperti beras, teh, kecap, minyak goreng, mi instan, garam, dan lain-lain.
Namun, untuk bisa mengeluarkan bantuan tersebut pihaknya memerlukan laporan terlebih dahulu dari kecamatan setempat. Seperti data jumlah kepala keluarga yang menjadi korban kebakaran tersebut. Setelah data lengkap barulah pihaknya bisa memproses penyaluran bantuan tersebut.
”Jadi bantuannya akan diberikan kepada setiap kepala keluarga, bukan berdasarkan jumlah korban perorangan. Maka dari itu kami tidak bisa langsung saja menyalurkan bantuan, perlu ada data yang jelas dari pihak setempat yang berwenang,” pungkasnya.
Saat ini para korban berupaya mengumpulkan puing-puing sisa kebakaran. Sementara ini para korban menumpang di rumah kerabat.
Kepala UPTD Damkar Sampit Sunardi menyampaikan, berdasarkan data dari Januari hingga minggu ketiga Agustus ini tercatat 23 kali kejadian kebakaran bangunan dan trafo gardu listrik yang ditangani oleh pihaknya.
”Untuk penyebab kebakarannya bermacam-macam, ada yang dari arus pendek listrik, lilin, dan kompor. Data dari awal tahun hingga sekarang kejadian kebakaran bangunan masih paling banyak dibandingkan lahan, karena lahan baru mulai awal-awal Agustus ini,” pungkasnya. (dc/vit/dwi)