NANGA BULIK – Warga Desa Wonorejo, Kecamatan Sematu Jaya, Lamandau, menemuan mayat tergantung di pohon kelapa sawit. Diduga pria sebatang kara itu nekat gantung diri lantaran mulai sakit-sakitan. Pria itu kemudian dikenali sebagai Alip.
Mayat Alip yang tergantung di pelepah kelapa sawit itu ditemukan Nini Suwarni. Perempuan itu sedang ke kebun yang berjarak sekitar 300 meter di belakang rumahnya. Dia mencari sayur berupa pucuk daun singkong.
”Saya sekitar jam 08.30 WIB ke belakang untuk mencari daun singkong. Pas lihat ke kanan ternyata ada badan Pak Alip yang gantung diri di pohon sawit. Saya langsung gemetaran dan minta tolong sama warga lain," ungkap Nini.
Selama hidupnya, Alip dikenal sangat sangat baik dan ramah kepada siapapun. Sejauh yang diketahui warga, dia tidak pernah memiliki masalah dengan sesama. Sehari-hari Alip bertani, menanam sayur mayur. Namun, di kampung itu, dia tak memiliki tanah. Alip hanya menumpang menanam sayur di sela kebun sawit warga yang belum tinggi. Biasanya, jika ada sayur dagangannya yang tersisa, seringkali dibagikan ke tetangga-tetangga.
”Dia memang hidup sendirian, tinggal di pondok kebun. Mungkin keluarganya di Jawa. Tapi sebelumnya dia tidak pernah menunjukkan sikap yang aneh, malah katanya sekitar jam tujuh pagi sempat kerokan sama Pak RT, dan ngaku badannya sudah mulai sehat," tuturnya.
Belum lama ini, Alip diketahui baru keluar dari rumah sakit akibat penyakit liver yang dideritanya. Dia dirawat juga karena tak bisa buang air. Dia menjalani perawatan selama tiga hari.
Menurut warga lainnya, Supardi, biaya perawatan Alip sekitar Rp 5 juta. Dia juga mendapat bantuan warga untuk membayar biaya tersebut. ”Tapi kami tidak menyangka kalau dia sampai nekat bunuh diri. Kami aneh juga kalau bunuh diri kok kakinya masih terlihat menempel di tanah dan memilih sawit yang tidak terlalu tinggi. Namun almarhum selama ini memang terkenal baik dengan semua orang, tidak pernah punya musuh," tutur Supardi.
Pantauan koran ini, tubuh korban terlihat mulai membiru. Lehernya tercekik kain sarung yang dililitkan secara sederhana ke pelepah sawit yang cukup rendah, kurang dari dua meter dari permukaan tanah. Korban terlihat menggunakan kemeja batik dan celana pendek. Di kakinya masih melekat sandal jepit yang masih menyentuh tanah.
Setelah ditemukan sekitar pukul 8.30 WIB, warga kemudian melaporkannya kepada Polres Lamandau. Jenazah tidak diturunkan hingga tim identifikasi Polres Lamandau turun ke lapangan sekitar pukul 11.00 WIB.
Setelah diidentifikasi, korban kemudian dikirim ke RSUD Lamandau untuk visum. Karena korban tidak memiliki sanak saudara, pemakaman korban akan diurus oleh pihak desa. (mex/dwi)