SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Kamis, 08 September 2016 17:07
Angkat Kearifan Lokal, Presentasi dengan Bahasa Inggris

Melihat Bakat Peneliti dalam Diri Gusti Salsabila dan Sabrina Salwa Sabila

DUET: Gusti Salsabila dan Sabrina Salwa Sabila yang berhasil memenangkan kompetisi belia tingkat provinsi.(GUSTI SALSABILA FOR RADAR SAMPIT)

SAMPIT- Kalapapa atau alaban, namanya mungkin asing di telinga. Tanaman ini tumbuh liar di tepi jalan. Namun, bagi Gusti Salsabila dan Sabrina Salwa Sabila, vegetasi bernama ilmiah Vitex Pubescens itu ditangani dengan cara berbeda. 

Satu lagi prestasi membanggakan ditunjukkan pelajar SMAN 1 Sampit. Melalui karya ilmiah berjudul ‘The Utilization of Dayak’s Ancient Plant, Kalapapa (Vitex Pubescens), as a Natural Medicine for Tonsillitis’ (Pemanfaatan Tanaman Kuno Dayak, Kalapapa, sebagai Pengobatan Alami untuk Radang Amandel), Gusti Salsabila dan Sabrina Salwa Sabila memenangi Lomba Peneliti Belia tingkat provinsi 2016 di bidang Ekologi.

Keberhasilan di level provinsi ini menjadi jalan kedua siswi sekolah favorit di Sampit itu menembus ajang nasional. Mereka bakal mewakili Kalteng di level yang lebih tinggi.

Tentu saja sukses ini berjalan beriringan dengan rasa bangga. Bukan hanya mampu mengharumkan nama Kotim dan SMAN 1 Sampit, tetapi mereka juga berhasil berhasil menonjolkan kearifal lokal yang lama terlupakan.

Kalapapa, disebutkan Sabrina, sebenarnya merupakan obat penyembuhan yang biasa digunakan suku Dayak. Tetapi pada zaman modern seperti saat ini, tradisi penggunaan kalapapa sebagai obat penyembuhan radang amandel atau tonsillitis, semakin jarang ditemukan.

”Jadi tanaman ini yang diambil itu kulit batangnya, terus dibersihkan, direbus, lalu air rebusannya itu diminum untuk menyembuhkan radang amandel. Kenapa kami berani mengambil judul ini, karena masyarakat kita sendiri bahkan tidak tahu kalapapa itu untuk apa. Padahal kegunaannya sebenarnya banyak,” ucap Sabrina.

Ide mengambil kalapapa menjadi objek penelitian berawal dari cerita seorang guru. Menurut sang guru, dulu di kampungnya, ia sering minum rebusan batang kalapapa untuk menyembuhkan radang amandel. Hal ini memantik keingintahuan Salsabila dan Sabrina untuk meneliti lebih lanjut mengenai khasiatnya.

Selain itu, ditambahkan Salsabila, penelitian mengenai kalapapa ini sangat kurang. Sehingga jika penelitian mereka berhasil, mereka berkeinginan untuk kembali mempopulerkan penggunaan kalapapa sebagai obat penyembuhan bagi penyakit tonsillitis.

”Setelah kami teliti, terbukti di dalam kandungan air rebusan kulit batangnya itu ada berbagai macam senyawa yang bisa membunuh bakteri penyebab tonsillitis,” cetusnya.

Pengujian untuk menunjang penelitian karya ilmiah mereka dilakukan di Laboratium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kotim. Di sana mereka menguji kandungan pada kulit batang pohon kalapapa. Meski terdapat banyak kandungan, mereka hanya menguji tiga kandungan paling menonjol dalam proses pemulihan radang amandel, yaitu terpenoid, alkaloid, dan klakonoid.

Untuk lebih membuktikan khasiat dari rebusan kalapapa ini, mereka juga mengujicobakannya kepada beberapa responden penderita penyakit tonsillitis. ”Jadi kami beri mereka minumannya dengan dosis dua kali sehari. Dan ternyata manjur. Penyakit radang amandel mereka jadi cepat sembuh dan jarang kambuh lagi,” imbuh Sabrina.

Keberhasilan mereka membuktikan khasiat kalapapa ini kemudian ditampilkan dalam bentuk presentasi di ajang Lomba Peneliti Belia di kabupaten dan provinsi. Tidak tanggung-tanggung, presentasi mereka di depan para juri menggunakan Bahasa Inggris.  Meskipun Salsabila mengaku gugup, tetapi mereka berdua berhasil menjelaskan pokok pembahasan penelitian dengan gemilang. ”Yang pasti gugup, tapi yang penting itu bagaimana cara mengatasi gugupnya,” celetuknya.

Sabrina menambahkan, saingan mereka di tingkat provinsi sebenarnya memiliki banyak potensi. Tetapi kemungkinan, penelitian para kompetitor belum tergali lebih dalam sehingga belum berhasil. Meskipun dari segi judul, ia mengakui para saingannya di tingkat kabupaten memiliki penelitian yang bagus sekali.

---------- SPLIT TEXT ----------

”Yang penting itu sejauh mana pemikiran kita mengenai penelitian itu sendiri. Kalau kembali diangkat dan lebih dikembangkan, penelitian mereka bisa dipatenkan sebenarnya,” pujinya tulus.

Sebelumnya, mereka juga pernah melakukan penelitian dengan subjek yang sama untuk diikutkan pada ajang penelitian lain. Tetapi bedanya, dulu mereka lebih condong ke literatur penulisan dan pengaruh respondennya.

”Kalau yang ini kita fokus pada tonsillitisnya dan melakukan uji kandungan serta reaksi bakteri. Dukungan sekolah juga sangat membantu dalam penelitian ini. Mereka sangat mengapresiasi, sejak awal kita mulai sampai akhir kami didukung penuh oleh sekolah,” ujar Salsabila.

Untuk saat ini, Sabrina menyebutkan, bahwa mereka tengah melakukan persiapan untuk tampil di tingkat nasional. Salah satu persiapan mereka adalah dengan membuat jadwal penelitian lanjutan serta melakukan cek bakteri di laboratorium.

Agar memaksimalkan uji laboratorium, kedua gadis 16 tahun dari kelas XI itu juga akan menambah responden untuk menguatkan metode penelitian. Dan seperti sebelumnya, penelitian mereka akan dilakukan di Labkesda. Mereka dibantu dalam masalah fasilitas, peralatan, dan lainnya.

Mungkin proses penelitian rumit. Tetapi bagi Sabrina dan Salsabila, hal tersebut bukan kendala. Malah, mereka antusias melakukannya. Sebab diakui keduanya, mereka memang memiliki passion di bidang ilmu yang mempelajari interaksi antarmakhluk hidup dan lingkungan tersebut.

”Kenapa kami memilih bidang ekologi ini pun karena menurut kami, di Kalteng itu terdapat banyak sumber daya yang belum terkuak, sehingga potensi yang tidak diketahui masih besar,” Jelas Sabrina.

Selain itu, lanjutnya, tema dari lomba peneliti belia ini adalah kearifan lokal. Sehingga mereka ingin membawa sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan yang ada di daerah dan memiliki ciri khas kebudayaan. Untuk itulah, bidang ekologi merupakan bidang yang cocok untuk mengangkat ide mengenai kalapapa.

”Ekologi itu lebih condong pada tanaman-tanaman dan pemanfaatan inovasi baru dari tanaman. Bidang ini lebih condong ke alam, sehingga sekaligus menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan,” ucap Salsabila menambahkan.

Harapan keduanya saat tampil di ajang nasional nanti, adalah agar dapat memperesentasikan penelitian dengan sukses. Sehingga dapat mengharumkan nama sekolah, Kotim, juga Kalteng. Lebih dari itu, mereka berharap dapat mematenkan penelitian mereka. Agar ke depannya, kegunaan kalapapa dapat benar-benar membudaya kembali di kalangan masyarakat. (sei/dwi)

 


BACA JUGA

Rabu, 14 Mei 2025 16:51

Irawati Bantu Promosikan UMKM Lewat Media Sosial

SAMPIT–Wakil Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Irawati menunjukkan kepeduliannya terhadap pelaku…

Rabu, 14 Mei 2025 16:51

Pemkab Matangkan Rencana Relokasi Pelabuhan

SAMPIT — Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mulai mengambil langkah…

Rabu, 14 Mei 2025 16:50

Kotim Siapkan Asrama Haji untuk Sekolah Rakyat

SAMPIT–Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menyatakan kesiapannya untuk menyambut…

Rabu, 14 Mei 2025 16:50

Disbudpar Usulkan Dua Bangunan Jadi Cagar Budaya Nasional

SAMPIT – Dua bangunan bersejarah yang menyimpan jejak peradaban dan…

Selasa, 13 Mei 2025 13:14

Proses SPMB Harus Gratis dan Transparan

SAMPIT — Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menegaskan komitmennya…

Selasa, 13 Mei 2025 13:14

Koordinasi dengan Kemensos untuk Perbaikan Data Warga Miskin

SAMPIT— Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim)  berupaya memutakhirkan data warga…

Selasa, 13 Mei 2025 13:13

Tingkatkan Pelayanan Lewat Sharing Season RPAM

SAMPIT — PDAM Kotawaringin Timur (Kotim) terus berkomitmen meningkatkan kualitas layanan…

Selasa, 13 Mei 2025 13:13

Banjir Rob Ancam Teluk Sampit

SAMPIT — Ancaman banjir rob kembali mengintai wilayah pesisir Kabupaten…

Jumat, 09 Mei 2025 17:38

Apresiasi Panen Bioflok untuk Ketahanan Pangan

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menyambut baik upaya…

Jumat, 09 Mei 2025 17:36

Dinkes Kotim Siagakan Obat dan Layanan Kesehatan Hadapi Penyakit Musiman

SAMPIT – Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur (Dinkes Kotim) meningkatkan…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers