SAMPIT – Bupati Kotim Supian Hadi yang jarang muncul dalam beberapa agenda pemerintahan disesalkan sejumlah pihak. Meski disebut mengontrol situasi di Kotim, warga memerlukan sosok bupati. Apalagi ketika banyak permasalahan di daerah yang perlu kehadiran seorang pemimpin.
”Keberadaan kepala daerah saat ini sangat diperlukan. Apalagi dengan banyaknya permasalahan yang bermunculan, seperti sertifikat tanah ganda, darurat narkoba, degradasi moral, dan berbagai macam hal lainnya,” kata tokoh masyarakat Kotim Akmal Thamroh, akhir pekan lalu.
Menurut Akmal, bupati memang berhak berurusan di luar daerah. Akan tetapi, hal itu seharusnya tidak memerlukan waktu berhari-hari. Apalagi urusan seperti melobi pemerintah pusat dalam masalah pembangunan infrastruktur, sebenarnya bisa dilakukan SKPD terkait.
”Melobi itu bukan tiap hari. Masa tiap hari melobi kerjanya? Memang bupati kerja untuk melobi? Ya, memang wajar saja kalau bupati berusaha mencari bantuan untuk pembangunan infrastruktur ke pusat, tapi kalau hari-hari tidak di tempat, kalau kita mau minta pendapat beliau terhadap suatu permasalahan dalam daerah itu, bagaimana?” ujarnya.
Akmal mengaku mendapat informasi banyak surat yang harus sampai ditandatangani di luar daerah karena jarangnya bupati ada di tempat. Selain itu, informasi yang diperoleh Radar Sampit, Surat Keputusan tim audit perkebunan belum juga ditandatangani.
Mengenai pernyataan bahwa bupati selalu memonitor daerah meski merada di luar Kotim, menurut Akmal, hal tersebut bukan fungsi seorang bupati. Pasalnya, lingkungan kerja bupati di daerah.
”Bupati adalah pemangku kebijakan. Kalau cuma memonitor, siapa saja juga bisa. Sekarang problem daerah yang ada itu apa saja dan mana yang harus secepatnya ditangani. Jangan meninggalkan bekas yang tidak baik di masa datang,” tegasnya.
Apalagi, lanjut Akmal, memimpin daerah adalah amanah masyarakat. Sebagai pemimpin yang sudah terpilih selama dua periode, Supian Hadi harusnya bisa mempertahankan citra dirinya dengan baik hingga akhir masa kepemimpinannya.
”Berilah contoh pada anak buah dan orang lain. Kalau anak buah hilang sejam atau dua jam di kantor dimarahi, dia hilang berminggu-minggu kok tenang-tenang saja memonitor. Bupati adalah top leader daerah. Tinggalkanlah nama baik ketika selesai memimpin daerah. Itu perlu diusahakan,” tandasnya.
Seperti diberitakan, sering tak tampaknya Bupati Kotim Supian Hadi dalam berbagai kegiatan pemerintah di daerah jadi sorotan. Namun, meski sering berada di luar daerah, dia disebut selalu memantau perkembangan Kotim.
”Bapak memang lagi di luar kota, tetapi semua perkembangan daerah dan situasi kondisi selalu dimonitor beliau,” ujar Kepala Bagian Humas dan Protokoler Pemkab Kotim Multazam kepada Radar Sampit, Jumat (4/11).
Multazam memastikan informasi sekecil apapun langsung sampai kepada bupati. Begitu juga para kepala Satuan kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan camat langsung terkoneksi dengan cepat. Sehingga, persoalan ada atau tidaknya bupati dalam daerah itu tidak jadi kendala dalam rangka koordinasi dan penyelesaian pekerjaan Bupati. (sei/ign)