SAMPIT – Desakan terus berdatangan kepada Pemkab dan Polres Kotim untuk memberantas praktik prostitusi terselubung. Hal itu untuk mencegah Kota Sampit jadi kota maksiat. Kali ini DPRD Kotim yang buka suara. Dewan, dalam waktu dekat, bakal mengundang semua instansi dan institusi terkait untuk membahas masalah itu.
Kemarin, Ketua DPRD Kotim Jhon Krisli bertemu dengan KH M Yusuf Al-Hudromy bersama para tokoh masyarakat lainnya. Mereka bersepakat ikut memerangi perbuatan yang dapat membawa kehancuran masa depan generasi muda di Kota Sampit itu.
”Kami sepakat, dan akan mengundang Pemkab Kotim termasuk Kapolres untuk membicarakan masalah ini. Rabu (8/1) kita bisa laksanakan. Tindakan yang akan diambil nanti menindak tegas THM. Jika peringatan pertama tidak didengarkan, maka kedua adalah pencabutan izin. Sedangkan untuk pelaku prostitusi, kami berharap pihak berwenang yang bertindak, jangan sampai masyarakat yang main hakim sendiri,” tegas Jhon, Senin (6/1).
Di dalam ruangan tersebut, Ketua Komisi III Rimbun, juga menegaskan bahwa pihaknya akan mendukung yang selama ini diperjuangkan masyarakat untuk mengantisipasi rusaknya generasi muda di Kota Sampit.
”Termasuk perizinan, jangan sampai masyarakat bergerak sendiri hanya karena tidak ada tindakan. Kami juga prihatin masalah narkoba dan obat-obatan marak di kalangan anak muda saat ini,” sambung Jhon.
Bahkan Jhon mengakui masalah prostitusi yang melibatkan pelajar bukan rahasia lagi. Dirinya beserta seluruh anggota legislatif siap menerima aspirasi masyarakat. ”Untuk miras (minuman keras) memang ada aturannya, tidak semua bisa masuk. Apalagi beralkohol tinggi. Hal itu juga akan diperiksa nantinya,” ungkapnya.
Setelah membeberkan masalah protitusi terselubung, narkoba, ekstasi, dan miras, KH M Yusuf Al-Hudromy biasa akrab disapa Abah Guru itu mengaku bisa tenang dan pulang dengan lapang dada. Kekhawatirannya sudah ditanggapi.
”Apalah arti kami ini. Kami hanya berupaya dengan kemampuan kami, meski risiko yang akan dihadapi besar ke depannya. Memang perjuangan menghadapi pelaku kejahatan itu berat. Kalau bukan kita semua, siapa lagi,” tutupnya Abah Guru. (mir/dwi)