KASONGAN – Kontroversi pernikahan Pangkalima Burung dengan Sri Baruno Jagat Prameswari kian menyedot perhatian publik. Selain masyarakat lokal, respons juga berdatangan dari luar daerah. Banyak yang antusias menyaksikan langsung prosesi pernikahan gaib tersebut. Dibalut nuansa mistik dengan adat suku Dayak, pernikahan fenomenal di Katingan ini diprediksi bakal disaksikan langsung ribuan pasang mata.
Pelaksana pernikahan yang juga Damang Kepala Adat Kecamatan Katingan Tengah, Isay Judae (87), menuturkan bahwa acara ritual pernikahan tersebut bakal digelar, Selasa (28/2) mulai pukul 08.00 WIB dan diperkirakan selesai pukul 13.00 WIB. Dirinya juga meminta dukungan pengamanan dari pihak kepolisian setempat.
Secara tersirat, Isay Judae seakan sudah mengetahui jika pernikahan Pangkalima Burung dan Sri Baruno Jagat Prameswari di rumahnya RT 01 Nomor 19 Desa Telok Kecamatan Katingan Tengah, bakal menyedot perhatian masyarakat.
”Sepengetahuan saya, cuma ini pernikahan makhluk gaib yang ada di Kalimantan. Tidak ada pesta (organ tunggal), hanya diadakan acara sederhana saja. Saya meminta pihak kepolisian bisa mengamankan ritual pernikahan, karena saat ini berita sudah tersebar luas ke mana-mana, bahkan pimpinan daerah Pulau Kalimantan berencana datang untuk menyaksikan," ujarnya kepada Radar Sampit, Kamis (23/2).
Berdasarkan hasil tenung atau ritual berkomunikasi dengan makhluk gaib oleh Mantir Adat setempat pada Selasa (21/2) lalu, diketahui Presiden Joko Widodo tidak akan datang dalam pernikahan sakral tersebut. Namun, hanya dihadiri sang istri, Iriana. Gubernur Kalteng Sugianto Sabran juga diramalkan tidak hadir, tapi dihadiri Wagub Habib Said Ismail.
”Apabila secara nalar manusia memang pernikahan ini tidak mungkin dan di luar akal. Tetapi memang itu adanya," katanya.
Masih seputar hasil tenung, salon kecantikan Yolanda yang berlokasi di Desa Samba Danum Kecamatan Katingan Tengah dipilih sebagai penata rias mempelai perempuan. Pemilik salon, Yosep (46), awalnya mengaku kaget karena ditunjuk sebagai perias Sri Baruno Jagat Prameswari.
”Katanya itu permintaan makhluk gaib saat dilakukan tenung. Saya juga tidak pernah bertemu dengan calon mempelai wanita itu," imbuhnya.
Ditanya perasaannya diberi kepercayaan merias Sri Baruno Jagat Prameswari, pria maskulin yang akrab disebut Usep itu mengaku tidak gugup maupun waswas. ”Yang pasti saya akan bekerja secara profesional. Anggap saja seperti orang-orang biasa," tukasnya.
Utusan Sri Baruno Jagat Prameswari, Retno, mengatakan bahwa Sri Baruno Jagat Prameswari sebelumnya mendapat lamaran pernikahan dari tujuh Pangkalima Dayak. Namun putri penunggu Gunung Merapi, Klaten DI Yogyakarta tersebut hanya menerima pinangan dari Pangkalima Burung.
”Semua biaya pernikahan ditanggung pihak perempuan yang disampaikan oleh Ibu Retno. Rp 16 juta diserahkan tunai, sisanya ditransfer dan dicairkan oleh cucu saya di bank," sebut Judae.
Sejak awal, pihak keluarga tidak berani mempergunakan uang sebesar Rp 16 juta tersebut, lantaran ragu akan keasliannya. Setelah dilakukan serangkaian tes sederhana, barulah mereka percaya.
”Ternyata semua uang adalah asli. Kalau yang ditransfer itu sudah jelas, karena cucu saya sendiri yang mengambilnya di bank," tukasnya.
Baik keluarganya atau keluarga besar Retno, sama-sama mengaku tidak memiliki silsilah bahkan keturunan dari Pangkalima Burung maupun Sri Baruno Jagat Prameswari.
JAGA PERSATUAN
Soal maksud dan tujuan dari pernikahan Pangkalima Burung dengan keturunan Nyi Roro Kidul tersebut, Isay Judae tidak mengetahui persis. Dia mengaku tidak menanyakan sampai sejauh itu. Kedati demikian, berkaca dari sejarah peradaban suku Dayak pada umumnya, pria 87 tahun ini menyakini jika pernikahan itu sebagai pertanda jalinan persaudaraan masyarakat di Kalimantan dan Pulau Jawa.
”Karena pada zaman dulu, cara memutus rantai peperangan antarsuku yaitu dengan menikahkan anggota keluarga dari dua pihak yang saling bermusuhan. Kalau saya menilainya seperti itu," jelasnya.
Sementara itu, berdasarkan informasi langsung yang didapat pihak Pemkab Katingan belum lama ini, sejumlah uang yang diserahkan Retno tersebut merupakan uang milik Pangkalima Burung dan Sri Baruno Jagat Primeswari.
”Uang itu sebenarnya milik mereka dua (Pangkalima dan Sri Baruno), tapi diserahkan kepada utusannya Retno untuk kemudian disampaikan kepada Isay Judae sebagai pihak pelaksana pernikahan gaib tersebut," jelas Kabag Humas dan Pers Setda Katingan, Lusen.
Kamis (23/2) pagi, Wakil Bupati Katingan Sakariyas mendatangi kediaman Isay Judae di Desa Telok. Kedatangannya untuk mengetahui secara langsung kebenaran informasi yang beredar di masyarakat akhir-akhir ini.
Namun sayang, kedatangan orang nomor dua di Katingan pupus, lantaran di waktu bersamaan Damang Isay sedang berada di rumah Betang Bintang Patendu, Desa Tumbang Manggu, Kecamatan Sanaman Mantikei untuk melaksanakan ritual terkait pernikahan gaib tersebut.
Sedangkan suasana sibuk tampak jelas terlihat di rumah damang setempat. Warga desa terlihat bergotong royong mempersiapkan segala sesuatu untuk mensukseskan ritual bersejarah tersebut.
Kapolsek Katingan Tengah, AKP Wahono SH mengatakan bahwa pihaknya terus memantau kondusivitas jelang kegiatan pernikahan tersebut. Lantaran pihak pelaksana turut mengundang sejumlah pejabat tinggi negara yang tidak menutup kemungkinan akan datang.
”Sampai dengan saat ini untuk situasi di wilayah hukum Polsek Katingan Tengah masih dalam suasana aman kondusif. Kabar pernikahan gaib itu memang benar adanya, bahkan semua sesajen dan perlengkapan lainya telah dipersiapkan secara matang," pungkasnya. (agg/dwi)