SAMPIT – Kebakabaran hebat di Dusun Ramban, Desa Bagendang Tengah, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Jumat (31/3), menggegerkan ratusan warga. Lima rumah dilalap api. Tiga di antaranya hangus jadi arang.
Nyaris tidak ada benda yang dapat diselamatkan dari jago merah yang membakar bangunan dari kayu tersebut. Termasuk enam benda pusaka berupa piring malawen yang pecah karena disambar api. Benda bersejarah bernilai tinggi itu pecah menjadi beberapa bagian.
Tiga mobil pemadam kebakaran yang dikerahkan dari Kota Sampit dengan menempuh waktu sekitar 40 menit dan melalui jalan rusak, tidak bisa banyak menyelamatkan harta benda warga.
Informasi yang dihimpun Radar Sampit, api pertama kali terlihat dari kediaman Sugianto yang kosong. Api kemudian merembet membakar rumah lainnya, menghanguskan rumah Yani. Selang beberapa menit kediaman, rumah Rahman alias Ajul ikut terbakar.
Sugian yang datang dari Kota Sampit hanya bisa memandangi rumah yang dibangunnya dengan susah payah dari puluhan tahun silam. Semua benda berharga habis terbakar. Hanya pakaian yang dikenakan dan keluarga bisa terselamatkan.
”Saya ke Sampit saat itu, sedangkan istri dan anak di tempat mertua. Tidak jauh di belakang rumah. Katanya api mucul di tengah rumah, tidak ada yang bisa diselamatkan. Alat kerja untuk organ tunggal, satu buah motor, dua genset dan enam piring malawen hancur,” kata Sugian di lokasi kejadian kepada Radar Sampit, Jumat (31/3).
Berbeda lagi dengan Rahman alias Ajul, dia bersama dua anaknya yang datang dari Kota Sampit setelah mendengar rumah mereka terbakar bergegas pulang. Di tengah perjalanan, sekitar satu kilometer dari rumahnya, ketika melalui jalan rusak dan berlubang, sepeda motor yang mereka tumpangi terbalik dan masuk semak-semak.
Rasa sakit itu tak lagi dirasakan, melebihi kekhawatiran nasib istri dan tiga anaknya di dalam rumah. Dalam perjalanan dia terus gelisah sambil mengendong putranya yang masih berusia 4 tahun.
Ketika dibincangi Radar Sampit di atas puing rumahnya, dia hanya bisa mengusap dada. ”Habis semua, cuma beberapa lembar baju yang bisa diselamatkan, sisanya habis. Di rumah yang tinggal, anak dan istri. Syukur mereka semua selamat,” katanya.
Kapolsek Sungai Sampit Iptu Masriwiyono mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan dan belum bisa memastikan asal api. Kebakaran di Rukun Tetangga (RT) 1 itu terjadi begitu cepat. Hanya dalam waktu 20 menit api habis membakar tiga rumah.
”Tiga yang habis terbakar milik Sugianto, Yani, dan Ajul. Dua di antaranya juga ikut terkena dampaknya, tetapi tidak habis terbakar. Kita belum bisa pastikan penyebab kebakaran, tetapi pertama kali terlihat dari rumah Sugianto. Informasi yang kami terima dari beberapa saksi, diperkirakan karena hubungan arus pendek listrik,” ungkapnya.
Di lokasi kebakaran, Kepala Desa Bagendang Tengah M Saini Arip mengungkapkan, pihaknya akan berupaya agar korban kebakaran bisa mendapat bantuan dari Pemkab Kotim, setidaknya bahan bangunan bagi yang hanya sisa puing arang.
”Untuk sementara, mereka (korban) akan tinggal di rumah keluarga dan kerabat mereka. Kondisi korban saat ini ada rasa trauma. Harta benda habis, tidak ada yang sempat dikeluarkan, kecuali pakaian dan handphone yang mereka bawa,” ungkap M Saini Arip. (mir/ign)