NANGA BULIK – Makam tokoh pendiri Kabupaten Lamandau, Mozes Pause, tampak dalam kondisi acak-acakan, Senin (17/4) pagi. Kuburan mantan ketua DPRD Lamandau dua periode itu di Taman Makam Pahlawan di Jalan Trans Kalimantan Km 12 Bulik, dibongkar orang tak dikenal. Isi koper yang dimakamkan bersama almarhum digondol pelaku.
Kondisi itu diketahui kemarin pagi oleh penjaga Taman Makam Pahlawan, M Hidayat, sekitar pukul 07.30 WIB. ”Minggu sore sekitar pukul 16.00 WIB, istri almarhum datang berziarah dan menghidupkan lampu makam. Biasanya saya yang menghidupkan lampu. Kemudian, sekitar jam 18.30 WIB saya juga pergi ke kota (Bulik) karena ada hajatan, dan saya pulang menemui anak istri saya," kisah penjaga makam itu.
Namun saat kembali Senin pagi kemarin, ia menjumpai kondisi makam sudah berantakan. Sehingga sempat berpikir bahwa pihak keluarga atau Dinas Sosial yang ingin melakukan pemindahan atau pemugaran. Kemudian iapun mendatangi Kariani, istri almarhum di tempat kerjanya di SMAN 1 Bulik.
”Saya tanya ke ibu (Kariani), makamnya diapakan? Kata ibu tidak diapa-apakan. Setelah saya beritahu kondisinya, ibu sempat pingsan karena terkejut," tuturnya.
Kemudian Hidayat pun melaporkan peristiwa itu ke Dinsos Lamandau, dan keluarga almarhum melaporkannya ke kepolisian. Sehingga kemarin siang, setelah pembacaan doa oleh pendeta dan pihak keluarga, unit identifikasi Polres Lamandau langsung melakukan olah TKP dan dan memulai penyelidikan.
Pantauan koran ini, tanah makam dibongkar dan tampak sebuah tas koper kosong. Untuk memastikan kondisi jenazah, peti juga dibuka. Tubuh jenazah tampak masih utuh, dengan kain penutup berwarna putih. Bahkan sepatu dan pakaian yang dikenakan juga masih lengkap. Setelah yakin kondisi jenazah utuh, peti ditutup kembali.
”Bapak tidak membawa harta berharga apapun dalam makamnya. Isi koper itu hanya baju-baju yang biasa dipakai sehari-hari. Tega sekali orang yang melakukannya, apa yang mereka cari?" ujar Kariani yang tak kuasa menahan tangis.
Sejumlah benda yang akan membantu proses penyelidikan polisi dibawa oleh tim identifikasi, seperti koper kosong, guci kecil tempat bunga, foto almarhum, hingga sebuah senter kepala yang diduga milik pelaku.
Hingga berita ini ditulis, belum diketahui siapa pelaku dan motif pembongkaran kuburan mantan ketua DPRD Lamandau periode 2004-2009 dan 2009-2014 itu. Seperti diketahui, pria kelahiran Desa Merambang, Bulik Timur, 6 Juli 1958 itu meninggal dunia pada 26 Maret 2015 silam karena serangan jantung.
Berbagai spekulasi bermunculan dengan adanya kejadian ini. Dari kebanyakan kasus, penjarahan makam biasanya bermotif mencari harta yang turut dikuburkan bersama dengan almarhum. Atau si penjarah menganut ilmu hitam tertentu. Namun adapula yang mengaitkannya dengan momen politik dan pilkada.
Sementara Kapolres Lamandau AKBP Muchtar Siregar menyatakan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan, serta mengumpulkan barang bukti dan keterangan. ”Kami akan berupaya semaksimal mungkin mengungkap pelakunya," tegas Kapolres. (mex/dwi)