PALANGKA RAYA – Tragedi kebakaran di sembilan sekolah dasar di Palangka Raya, menemui babak baru, Selasa (1/8). Polda Kalimantan Tengah berhasil mengamankan dua tersangka eksekutor pembakar sekolah. Sementara satu tersangka lainnya yang bertindak sebagai otak kejahatan masih dalam pengejaran.
Dalam press release Polda Kalteng disebutkan SRY dan FA alias OG melakukan pembakaran terhadap SDN Negeri 4 Langkai, SD Negeri 1 Langkai, dan SD Negeri 5 Langkai. SRY mengaku sebagai wiraswasta dan wartawan. Sedangkan FA bekerja sebagai pekerja parkir.
Sebelumnya, polisi kesulitan mengungkap peristiwa tersebut lantaran minim saksi dan barang bukti. Padahal, 800-an siswa terdampak akibat kejadian itu.
Polisi berjanji mengungkap peristiwa kebakaran beruntun itu sembari berharap dukungan masyarakat. ” Bilamana warga ada informasi, sampaikan. Jangan takut agar sesegera mungkin bisa terungkap. Kami tetap melakukan penyelidikan, tapi tolong berikan kami informasi,” ujar Kabid Humas Polda Kalteng AKBP Pambudi Rahayu.
Dia menuturkan, orang yang dimintai keterangan terkait masalah ini belum sampai sepuluh. ”Jujur sangat minim (saksi dan bukti) dan saya minta masyarakat bantu. Saksi akan dilindungi. Kalau bicara ada pelaku intelektual atau tersangka, saya tegaskan belum berani mengatakan hal itu,” tegasnya.
Selain penyelidikan mendalam, status siaga satu diterapkan. Dalam artian, seluruh personel siap kapan pun bergerak. Siaga satu kali ini bukan berarti keadaan genting. ”Anggota standby dan siap digunakan. Bukan siaga satu kegentingan, ini polisi menyikapi dengan meningkatkan kewaspadaan dan menggeser personel dari Polda ke Polres,” tegasnya.
Penambahan bantuan personel dari Polda Kalteng ke Polres Palangka Raya sudah dilakukan. Patroli, razia, dan sambang digiatkan. Pambudi enggan berspekulasi terkait motif kebakaran beruntun yang di sembilan sekolah dasar di Palangka Raya itu. Termasuk juga bila dikaitkan dengan pilkada tahun depan.
”Kita tidak bisa mengaitkan dengan pilkada, karena kasus ini merupakan pidana murni. Apalagi belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka, ya belum diketahui apa motifnya,” tegasnya.
Kendati enggan berspekulasi, Pambudi mengaku bahwa dari beberapa TKP memang muncul dugaan sengaja dibakar. Namun, dia tak merinci barang bukti apa saja yang dikumpulkan di TKP sehingga sampai pada dugaan itu.
”Kami masih belum bisa menyebutkan (barang bukti) apa-apa saja yang diamankan, karena itu nanti merupakan kelengkapan dari proses penyelidikan. Untuk sekarang temuan di lapangan masih terus dikumpulkan,” ucapnya.
Pambudi menyebutkan, saat ini tim khusus sudah dibentuk untuk mempercepat pengusutan kasus ini. Kepolisian berupaya semaksimal mungkin memberikan rasa aman di masyarakat. ”Semua peluang itu bisa saja terjadi. Kita tidak boleh mengatakan tenang atau tidak. Namun yang pasti kepolisian akan terus memantau perkembangan situasi,” pungkasnya.
Sementara itu, demi memastikan tak lagi insiden serupa, Wakil Wali Kota Palangka Raya Mofit Saptono Subagio bersama beberapa kepala SKPD menggelar sambang dan patroli di sekolah-sekolah dasar di Palangka Raya, Senin (31/7).
Mofit bahkan patroli hingga dini hari. Mulai dari SDN I dan II Kereng Bangkirai, SDN 9 Menteng, SDN 2 Pahandut, hingga SDN 3 Pahandut. Termasuk SMAN 3 yang sempat diisukan menjadi korban kebakaran.
Mofit mengatakan, instruksi wali kota adalah melakukan pengawasan. Menurutnya, respons atas kebakaran-kebakaran itu menunjukkan bahwa masyarakat mempunyai rasa memiliki terhadap aset-aset sekolah maupun lain, seperti puskesmas maupun bangunan lain. ”Saya lihat semua memiliki rasa kebersamaan itu, berjaga dan rela menahan kantuk demi menciptakan situasi kondusif,” ucapnya.
Pantauan Radar Sampit, Mofit menggunakan mobil mendatangi satu per satu sekolahan. Beberapa warga pun terlihat berjaga-jaga. Bahkan ada yang sambil memasak makanan ringan. Tak hanya itu, puluhan personel polisi bersenjata lengkap hilir mudik melakukan pengawasan dan patroli. (daq/sho/oes/dwi)