PALANGKA RAYA – Penetapan tersangka terhadap Yansen Binti membelah opini publik. Sebagian orang belum percaya sepenuhnya. Wakil Gubernur Kalteng Habib Said Ismail pun tak menyangka mantan tim suksesnya saat pilkada lalu tersebut terlibat pembakaran sekolah dan disebut-sebut sebagai otaknya.
”Semua tahu beliau adalah salah seorang tim sukses dan kami sangat dekat,” kata Habib kepada wartawan, Jumat (8/9).
Yansen merupakan salah satu tokoh yang ikut mengantarkan pasangan Sugianto Sabran-Habib Said Ismail menjadi gubernur dan wakil gubernur Kalteng. Habib mengaku sangat mengenal Yansen sebagai sosok yang baik. Karena itu, dia tak mengira Yansen diduga menjadi aktor dalam pembakaran sekolah.
Habib menegaskan, motif tindakan tersebut harus dibongkar. Karena itu, dia meminta aparat terbuka mengusutnya. ”Perlu keterbukaan. Selain karena dikenal masyarakat, YB juga dikenal sebagai sosok yang baik. Kita juga tidak habis pikir kejadian tersebut,” katanya.
Dia juga meminta polisi menyeret semua pihak yang terlibat dalam kasus tersebut. Apalagi sejumlah kalangan berpendapat masih ada aktor lain di belakang Yansen. Hal itu penting agar tak menimbulkan pertanyaan masyarakat.
Mengenai motif yang muncul dengan tujuan untuk mencari perharhatian gubernur, Habib enggan menanggapi. Dia mengaku tak paham bentuk perhatian yang dicari dengan membakar sekolah. ”Kalau minta perhatian dalam hal apa, ini saya belum tahu,” katanya.
Sementara itu, mantan ketua DAD Kalteng Sabran Ahmad berharap Gubernur Kalteng Sugianto Sabran memberikan pernyataan mengenai motif Yansen yang muncul berdasarkan pemeriksaan Bareskrim Polri.
”Kasus ini masih tanda tanya besar, karena orang sekaliber Yansen sampai terlibat dalam tindak pidana tersebut,” kata Sabran.
Sabran menduga, Yansen tidak mungkin hanya disuruh seseorang, namun ada perjanjian di baliknya, sehingga hal itu disinyalir jadi motivasi untuk membakar sekolah. ”Tunggu aktornya biar polisi mengungkap, tapi saya yakin ada perjanjian itu,” tegasnya.
Sabran mengaku percaya sepenuhnya pada kinerja aparat kepolisian yang menetapkan Yansen sebagai tersangka. Aparat dinilai bekerja secara profesional dalam kasus tersebut. ”Jelas percaya dan itu profesional. Tunggu saja pengungkapan selanjutnya,” katanya.
Dia juga meminta polisi agar melakukan tes narkoba pada semua tersangka kasus itu, termasuk Yansen. Tes itu bukan hanya sebatas memeriksa urine, namun sampai pada rambutnya.
Lebih lanjut Sabran mempertanyakan sikap Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng yang tidak memberikan bantuan hukum kepada Yansen Binti. ”Harusnya DAD membentuk tim pembela bagi Yansen, tetapi sampai sekarang tidak ada. Ingat, pembela itu bukan hanya membela orang salah, tetapi meluruskan, karena Yansen itu Sekjen, nggak sembarangan orang itu,” ucap Sabran.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Kalteng AKBP Pambudi Rahayu mengatakan, kasus tersebut masih dalam pengembangan. ”Masih pengembangan dan mengumpulkan barang bukti. Apabila ada perkembangan lain, akan disampaikan,” tandasnya. (sho/daq/ign)