SAMPIT – Meski belum menerima laporan terkait dugaan aliran menyimpang di Kelurahan Baamang, Kotim, Kemenag Kotim akan melakukan penyelidikan. Kepala Kemenag Kotim Samsudin mengaku sudah melaporkan hal itu kepada MUI Kotim untuk didalami.
”Belum ada surat resmi baik ke MUI maupun ke Kemenag menyangkut masalah itu,” kata Samsudin. ”Saya sudah menelepon ketua MUI dan beliau sudah merespons perihal dugaan ajaran menyimpang itu. Beliau akan mengutus perangkat MUI untuk mendalami dugaan dimaksud,” katanya, saat wartawan Radar Sampit menghubunginya kembali, Sabtu (16/9) siang.
Samsudin menambahkan, untuk mengategorikan ajaran seseorang itu sesat atau tidak, harus sesuai kajian. Menurutnya, tidak dibenarkan siapapun yang mengatakan seseorang atau ajarannya itu menyimpang sebelum benar-benar tahu bagaimana dan seperti apa konsep ajaran tersebut. Sementara itu, Ketua MUI Kotim Amrullah Hadi masih belum memberikan keterangan terkait hal itu.
Dugaan aliran menyimpang itu dituturkan warga Kelurahan Baamang. Sedikitnya 27 orang yang beranggapan demikian. Seorang petani sekaligus mantan ”santri” berinisial JY, yang pernah mengikuti pengajian di tempat itu membeberkan bahwa ada beberapa ajaran mantan gurunya yang dianggap melenceng dari ajaran Agama Islam.
Menurut JY, mantan gurunya tersebut berinisia AJG dan sering berkata bahwa ilmu yang dipelajarinya bukan berasal dari Alquran dan Hadits. AJG juga mengklaim dirinya sebagai seorang habib keturunan sahabat Rasul, Ali bin Abi Thalib.
Kemarin (16/9), seorang warga sekaligus teman dekat AJG bernisial AS (53) membeberkan beberapa perilaku teman dekatnya itu. Dikatakannya, bahwa sosok AJG memang ramah. Namun, dia jarang terlihat ke masjid atau membaur dengan warga ketika sedang melakukan kerja bakti.
”Beliau jarang keluar rumah. Orangnya memang ramah. Namun banyak warga yang menyayangkan bahwa keramahannya tidak dibarengi perilakunya yang taat agama. Pak AJG itu jarang ke masjid. Padahal rumahnya sangat dekat sekali dengan masjid,” bebernya. (rm-83/dwi)