SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur berkomitmen menutup lokalisasi pelacuran tahun ini juga. Tiga lokalisasi yang bakal dihapus adalah Lokalisasi Pasir Putih Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dengan jumlah PSK sekitar 180 orang, Lokalisasi Parenggean dengan jumlah pelacur 67 orang, dan Lokalisasi Mentaya Hulu dengan jumlah pelacur 40 orang. Tidak ada ganti rugi untuk para pekerja seks yang kehilangan pekerjaan.
Kepala Dinsos Kotim Agus Tripurna Tangkasiang mengatakan, tidak ada ganti rugi untuk pekerja seks maupun pemilik wisma. Kemensos RI hanya menyediakan bantuan berupa program ekonomi produktif untuk PSK setelah dipulangkan ke daerah asal. Sedangkan kewajiban Pemkab Kotim hanya menyediakan dana pemulangan.
Agus Tripurna Tangkasiang menjelaskan, dinsos sudah bergerak ke lapangan untuk sosialisasi penutupan lokalisasi. Akhir bulan ini, Kemensos RI juga akan datang ke Lokalisasi Pasir Putih. Semua tahapan diperkirakan akan selesai pada November 2017 mendatang.
”Oktober ini sosialisasi tim Kabupaten Kotim dan Kemensos RI. Tahap akhir dilakukan penandatanganan fakta penutupan lokalisasi. Insya Allah semua tahapan selesai November, artinya 2017 diupayakan Kotim bebas lokalisasi,” katanya.
Sementara itu Ketua RT 08 Markaban mengatakan, selama ini Dinsos Kotim tak pernah melakukan sosialisasi. Penggelola Lokalisasi Pasir Putih, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang juga tidak pernah dilibatkan dalam persiapan penutupan.
Dirinya juga menyampaikan, sekitar 180 PSK dan 33 pengelola menantikan kabar dari Pemkab Kotim sebelum penutupan dilakukan. Dia merinci, ada 23 wisma yang memiliki anak buah lebih dari tiga orang, ada 10 wisma yang memiliki anak buah kurang dari tiga orang.
”Jadi kami harapkan ada sosialisasi yang melibatkan kami, agar informasi tidak simpang siur, yang mana yang benarnya. Kalau memang tidak ada ganti rugi tolong disampaikan, biar mereka (PSK dan penggelola) tidak banyak berharap,” ujar Markaban.
Aktivitas di Lokalisasi Pasir Putih saat ini masih seperti biasanya. Namun kepastian penutupan lokalisasi akhir tahun ini merupakan informasi besar bagi pihaknya.
Markaban menyampaikan, dampak penutupan lokalisasi juga akan berpengaruh terhadap warga sekitar, terutama yang pinjam pakai tempat lahan aset daerah tersebut. (mir/yit)