SAMPIT – Bursa seleksi sekretaris daerah (sekda) Kotim tampak mengerucut ke pertarungan terbuka dua kandidat kuat; Halikinnor vs Suparmadi. Sejak awal, dua nama itu yang paling ramai diperbincangkan dan disebut kompeten. Sedangkan Fajrurrahma, Bima Ekawardhana, dan Marjuki, adalah sosok-sosk baru, dan bahkan sempat menyatakan tak berniat menjadi sekda.
”Iya, kita ikuti saja tahapannya, soal persiapannya ya tentunya sudah siap,” ujar Marjuki terkait persiapannya menghadapi seleksi.
Begitu juga dengan Fajrurrahman. Ketika ditanyakan persiapan dan makalah yang jadi persyaratan, dia juga kurang merespons. ”Ya, itu sudah semuanya, intinya saya siap saja dengan jadwal yang ada,” kata kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata itu.
Terpisah, Suparmadi kembali menegaskan bahwa dia tidak main-main. Baginya, apabila sudah berani mendaftarkan diri maka dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa menujukkan yang terbaik. Namun, lanjutnya dia bukan berarti sebagai orang yang ambisius.
”Kebetulan juga ini kan perintah Pak Bupati agar eselon II ikut, nah saya merasa kepangkatan dan pengalaman sudah sesuai,” kata pria yang pernah delapan tahun bertugas di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kotim tersebut.
Bagi Suparmadi, sekda adalah jabatan yang diamanahkan. Dia belakangan ini mengaku banyak mendapatkan support dari sejumlah pihak agar bisa mencalonkan diri menjadi sekda tersebut.
”Sebenarnya jadi sekda itu bukan hal mudah, harus mampu menerjemahkan keinginan kepala daerah, apalagi Kotim ini punya semangat bergerak cepat membangun Kotim. Nah bergerak cepat ini harus kita artikan secara komprehensif,” kata Suparmadi.
Suparmadi berkeyakinan, siapapun yang terpilih nantinya adalah yang terbaik. Apalagi sekda itu adalah jabatan untuk mengayomi seluruh ASN dan bukan sebagai jabatan politik.
Sementara itu, Bupati Kotim Supian Hadi mengakui tengah mengikuti seleksi sekda Kotim itu. Ditekankannya, dalam tahapan penyampaian visi dan misi calon sekretaris daerah (sekda) jangan sekadar memenuhi persyaratan.
”Saya tidak ingin penyampaian visi misi hanya sebagai seremonial, namun bagaimana visi misi itu keluar dari jiwa yang nantinya keluar untuk membangun kabupaten ini," kata Supian
Menurut Supian, ia ingin sekda bukan hanya membantu tugas bupati dan wakil bupati, namun sekda harus punya jiwa membangun. Dari itulah ia berharap Kotim segera memiliki sekda defenitif karena ada kebijkan yang tidak bisa diambil oleh Plt. ”Perkiraan 2018 nanti kita sudah ada sekda defenitif," pungkasnya.
Saat ini lelang jabatan sekda memasuki tahapan pengumpulan makalah. Calon yang tidak menyerahkan makalah langsung dianggap gugur. (ang/dwi)