SAMPIT – Kebakaran yang menghanguskan dua barak di komplek Pasar Keramat, Kecamatan Baamang, pada Senin (6/11) malam lalu, menyisakan kesedihan bagi pemilik barak, Budi. Pria 51 tahun tersebut mengaku merugi hingga ratusan juta rupiah lantaran bangunan indekos yang terbakar itu adalah usaha yang sudah digeluti selama puluhan tahun.
Kepada koran ini, Budi mengaku tidak berada di lokasi ketika musibah kebakaran itu berlangsung. Ia sedang ada keperluan lain di luar kota. Ketika salah seorang warga menghubunginya, ia terkejut dan membayangkan kerugian materil yang harus ia tanggung. ”Jelas sudah di benak saya berapa kerugian yang harus saya terima. Sekitar dua ratus jutaan,” ujar pria yang berdomisili di Ketapang itu, Selasa (7/11) pagi.
Selain itu, lanjut Budi, pembenahan bangunan yang kini tinggal puing itu juga membutuhkan waktu lama. Ia mengaku bingung harus mengadu kepada siapa. Oleh karena itu, pihaknya akan berkoordinasi pada keluarga sebelum memutuskan untuk menjadikan lokasi barak yang terbakar itu sebagai tempat usaha lain.
Dari pantauan wartawan, lokasi kebakaran masih cukup ramai. Selain karena berada di lingkungan pasar, beberapa warga terlihat membersihkan jalanan yang kotor dipenuhi puing-puing bangunan yang terlempar saat kebakaran malam sebelumnya.
Dua orang terlihat memasang kabel baru untuk memulihkan listrik yang padam akibat kabel yang putus karena terbakar. Delapan orang lainnya menyingkirkan puing reruntuhan yang mengotori jalanan. Sementara lima anak bermain melintasi garis polisi dan masuk ke dalam bangkai bangunan.
Bangunan yang kini tinggal kenangan itu hanya tersisa kerangkanya. Dindingnya ambrol, lantainya terkikis api, dan atapnya tak bersisa, sehingga salah satu rumah di samping barak yang hangus itu terlihat kontras.
Sementara itu, Kapolsek Baamang AKP Agoes Tri mengatakan, saat ini pihaknya sudah melakukan olah TKP. Laporan sementara kebakaran terjadi akibat korsleting. Terkait adanya dua lilin yang dinyalakan oleh penghuni barak yang terbakar bernama Suprianto (47) pada malam kejadian, pihaknya masih belum melakukan penyelidikan secara mendalam.
”Untuk laporan adanya dua lilin yang dinyalakan sehingga menyebabkan kebakaran, masih belum dapat dibenarkan apakah hal tersebut yang menyebabkan kebakaran. Kami (polisi) akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk dapat menuntaskan kasus ini,” ujarnya, Selasa siang.
Warga bernama Triyono (48) yang mengaku ahli bangunan mengatakan bahwa material gedung yang sepenuhnya terbuat dari kayu menyebabkan api cepat berkobar dan merembet ke bangunan yang berada di dekatnya. Bahkan ketika hujan turun begitu deras, kobarannya sulit dipadamkan, lantaran bahannya dari kayu yang sudah tua.
”Bangunan barak yang terbakar itu sudah berumur hampir enam puluh tahun. Saya orang yang tinggal dekat dengan komplek pasar, makanya saya tahu sejarahnya. Sejak pertama berdiri memang minim peremajaan. Apa lagi materialnya dari kayu, jelas mudah sekali terbakar dan merembet ke titik lain. Oleh karena itulah, kenapa waktu malam kejadian itu ada hujan deras tapi api masih berkobar,” jelasnya. (ron/dwi)