SAMPIT – Jalinan asmara Iyat Susanti (22) dengan kekasihnya FLS (29), harus berakhir di kantor polisi. Musababnya, Iyat dianiaya dengan kejam hampir dua jam oleh pria pujaannya itu. FLS cemburu melihat Iyat berbalas pesan dengan pria lain melalui gawai.
Peristiwa tragis itu terjadi Minggu (5/11), sekitar pukul 20.00 WIB, di rumah sewaan korban, Jalan Jeruk I, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Saat itu, FLS mendatangi kekasihnya seperti biasa. Setelah masuk rumah, dia kemudian minta dibuatkan susu panas.
Iyat memenuhi keinginan sang pacar. Saat wanita itu sibuk membuat minuman, FLS memeriksa ponsel pintar kekasihnya yang ditinggal di atas meja. Dia kaget menemukan ada beberapa pesan di aplikasi WhatsApp antara Iyat dengan pria lain.
”Dia baca chat WA (WhatsApp) saya dengan teman cowok. Dia marah-marah, cemburu. Padahal isi chat itu biasa saja dan lagi itu teman jauh. Tetapi, dia menganggap saya selingkuh,” kata Iyat saat menceritakan kejadian memilukan itu di PWI Kotim, Rabu (8/11).
Iyat menuturkan, pertengkaran mulut pun terjadi. Hingga FLS benar-benar naik pitam. Pria itu melayangkan pukulan kepada korban. Perempuan yang bekerja di sebuah perusahaan swasta ini tak kuasa melawan. Pria yang dikenalnya lima bulan lalu itu, memukulinya bertubi-tubi.
Hampir dua jam penganiayaan itu berlangsung. Meski Iyat sudah tak berdaya dan terbaring di lantai, dia tetap disakiti pria yang sebenarnya berjanji akan menikahinya pada Desember mendatang itu.
”Dia mencakar badan, menampar kepala, menendang, menjambak, dan saat saya terjatuh di lantai, kemudian diinjak. Saya tak bisa berbuat apa-apa. Apalagi melawan. Ketika berusaha minta tolong dengan tetangga dan mau berteriak, mulut saya ditutup pakai tangannya,” kisah Iyat yang di wajahnya masih terlihat jelas bekas penganiayaan tersebut.
Di tengah rasa sakitnya dipukuli itu, Iyat berkali-kali pula berusaha menjelaskan dia tak selingkuh. ”Sudah dijelaskan semua, tapi saya terus dipukul. Sampai akhinya muka di semprot pakai Baygon dan kena mata. Saya hanya bisa nangis kesakitan sambil gosok mata. Lalu tidak lama datang tiga warga yang kebetulan ada di luar rumah mendengar keributan dan gedor-gedor pintu,” katanya.
Setelah warga berhasil masuk, Iyat kemudian diamankan di rumah warga lainnya dan diminta ke rumah sakit. FLS diamankan warga di lokasi kejadian dan dinasihati.
Kejadian itu membuat Iyat trauma. Dia putus hubungan dengan FLS dan memblokir nomor ponselnya. ”Saya merasa takut habis dipukuli. Mana berani saya buka blokir nomor ponsel dia, karena dia pernah mengancam akan membunuh,” kata Iyat.
Menurut Iyat, penganiayaan pertama terjadi dua minggu setelah keduanya menjalin hubungan asmara. Saat itu Iyat sudah berencana putus dan lepas dari FLS. Tapi, pria itu merayu agar korban tak mengakhiri hubungan mereka, lalu mengajak pergi liburan ke Bali.
Penganiayaan terhadap Iyat akhirnya sampai kepada orangtua korban. Karena tidak terima dengan kejadian itu, pihaknya membawa kasus penganiayaan tersebut ke Polres Kotim, Selasa (7/11) malam.
Didampingi Mariah (53), ibu kandung korban, ayahnya Agan (62) dan abang ipar Abianto (34), Iyat menegaskan, tak ingin berdamai lantaran penganiayaan tersebut sudah yang kedua kalinya terjadi.
”Sekitar pukul 22.00 WIB datang FLS ke Polres Kotim, lalu dilakukan pemeriksaan. Namun, kondisi korban saat itu belum sepenuhnya pulih karena luka-luka yang sudah divisum. Dia (Iyat) merasa tidak enak badan dan meminta pulang,” tutur Abinto, seraya menambahkan pihaknya menolak berdamai karena perlakuan FLS dinilai melebihi batas.
Sang ibu juga sangat kecewa dengan perbuatan kejam FLS. ”Sebelumnya pernah terjadi dan dia datang meminta maaf kepada saya, memohon, dan masih bisa dimaafkan. Tapi, kali ini tidak. Sudah keterlaluan,” tegas Mariah yang duduk disamping kanan anaknya kepada wartawan.
Sementara itu, FLS belum bisa dihubungi terkait kasus itu. Iyat dan keluarganya akan terus melanjutkan kasus itu secara hukum hingga FLS dipenjara karena perbuatannya. (mir/ign)