SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Jumat, 17 November 2017 17:44
Pencurian Sapi di Katingan Kian Masif
ILUSTRASI.(NET)

KASONGAN - Warga Kabupaten Katingan resah. Pencurian sapi yang tidak dikandangkan semakin marak. Masyarakat berharap kepolisian dapat menyingkap kasus tersebut.

Kasus terbaru berada di Kelurahan Pendahara, Kecamatan Tewang Sangalang Garing, Selasa (14/11) malam. Sedikitnya lima ekor sapi hilang digondol maling. 

Ketua DPD Partai Gerindra Marserius mengatakan, dirinya menerima pengaduan warga terkait kasus pencurian lima ekor sapi di Kelurahan Pendahara. Lokasinya berada di sebuah halaman di belakang SMPN 1 Tewang Sangalang Garing. Ternak merupakan milik Nandara, Via, dan Ulu. 

"Hilangnya bersamaan pada malam hari, semuanya ada di satu tempat. Sebenarnya ada tujuh ekor, namun dua diantaranya tidak dicuri. Hidung sapi tempat pengikat tali robek. Diduga pelaku menggunakan truk untuk mengangkut hasil curian," ungkapnya, Kamis (16/11).

Kasus pencurian hewan ternak di sejumlah desa sudah berulang kali terjadi. Seperti sapi milik warga di Desa Tumbang Lahang dan Desa Telok Kecamatan Katingan Tengah. Pencurian dengan modus serupa juga pernah dilaporkan terjadi di Desa Luwuk Kanan Kecamatan Tasik Payawan dan Desa Manduing Lama Kecamatan Pulau Malan.

"Sapi yang dicuri sudah berumur dewasa dan cukup besar. Jika dijual, harga satu ekor bisa Rp 10 juta lebih. Kami minta pihak kepolisian segera meringkus pelakunya karena sangat meresahkan masyarakat," pintanya.

Tri Okta (22), warga Desa Manduing Lama, mengatakan, beberapa bulan lalu masyarakat desa digemparkan dengan kasus pemotongan dua kaki ternak sapi. Diduga, itu merupakan ulah kawanan pencuri.

"Kaki sapi sebelah kanan dipenggal. Agar tetap bisa berdiri, kedua kakinya sengaja ditopang dengan kayu," tukasnya.

Kejadian itu baru diketahui saat pagi, tapi anehnya sepanjang malam sapi itu tidak meronta atau berteriak. Agar tidak mati sia-sia, sapi cacat tersebut kemudian ditukar tambah dengan sapi normal.

"Kebetulan ada warga yang mau melaksanakan hajatan perkawinan, akhirnya kedua pihak sepakat tukar tambah dengan sapi normal. Sedangkan sapi yang cacat itu langsung disembelih," pungkasnya. (agg/yit)

 


BACA JUGA

Kamis, 26 Juni 2025 16:59

Disdik Waspadai Siswa Tak Tercatat di Dapodik

SAMPIT – Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengingatkan pentingnya…

Kamis, 26 Juni 2025 16:59

Disiplin ASN Jadi Prioritas, BKPSDM Kotim Tegaskan Tak Ada Pembiaran

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menegaskan komitmennya dalam…

Kamis, 26 Juni 2025 16:58

Disbudpar Gelar Pameran Budaya di Museum Kayu

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus mendorong peran…

Kamis, 26 Juni 2025 16:58

Pemkab Dorong Digitalisasi Kearsipan

SAMPIT–Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menegaskan komitmennya dalam mendorong…

Rabu, 25 Juni 2025 17:06

Satpol PP Imbau PKL Tak Berjualan di Ruang Milik Jalan

SAMPIT – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Kotawaringin…

Rabu, 25 Juni 2025 17:05

Fleksibilitas Kerja ASN di Kotim Masih Dikaji

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menyambut terbitnya Peraturan…

Rabu, 25 Juni 2025 17:05

Finalisasi Dokumen Kontingensi 2025–2027 Masuki Tahap Akhir

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus memperkuat kesiapsiagaan…

Rabu, 25 Juni 2025 17:04

Pemkab Sosialisasi Gerakan Nasional Sadar Tertib Arsip

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus mendorong peningkatan…

Selasa, 24 Juni 2025 17:20

Pengawasan Internal SOPD Perlu Diperbaiki

SAMPIT — Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM)…

Selasa, 24 Juni 2025 17:20

Bupati Naikkan Target IPM dan Tekan Kemiskinan

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus memperkuat arah…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers