SAMPIT – Berdebat di media sosial berujung teror. Itulah yang dialami Abdul Malik (42), warga Jalan Ir. Juanda Nomor 104, Sampit.
Kejadian berawal saat Malik berdebat dengan seseorang berinisial AT di media sosial facebook. Debat panas terkait rencana masuknya 212 Mart di Sampit tersebut membuat Malik dan AT emosi, hingga keduanya saling mengancam. Di tengah debat itu, AT mengirim sebuah foto Malik yang sedang berselfi dengan istrinya.
”Saya punya masalah gara-gara saya ikut berkomentar di facebook terkait 212. Saat itu juga, saya adu komentar dengan AT. Kami berdua pun melanjutkan debat melalui pesan pribadi (inbok facebook). Ternyata AT mengirim gambar saya dengan istri saya,” lanjutnya.
Pada Kamis (22/2) pukul 22.30 WIB, Malik mencurigai satu mobil warna abu-abu metalik yang sudah menunggu sambil memainkan gas.
”Saat itu, saya pulang dari pengajian di Gang Delima 10. Sesampai di rumah, saya pun hendak bepergian lagi menuju rumah teman saya. Setelah saya keluar dan menuju Jalan Ir. H. Juanda, saya melihat satu unit mobil warna abu-abu metalik yang sedang memaikan gas mobilnya,” ujarnya kemarin (25/2).
Abdul Malik pun melanjutkan perjalanan ke arah Pusat Perbelanjaan Mentaya. Mobil yang dicurigai itu mengikuti Abdul Malik.
”Akhirnya saya berhenti ke pinggir jalan. Namun, mobil tersebut sempat ingin menyenggol saya di pinggir jalan,” ungkapnya.
Mobil itu pun berhenti tidak jauh dari lokasi Malik berhenti. Kemudian dengan pelan, Malik melanjutkan perjalanan dan melewati mobil tersebut.
”Saya melihat, sopir yang ada di dalam mobil tersebut terbahak-bahak, tertawa seolah dirinya bahagia sekali usai meneror saya,” jelasnya.
Malik semakin khawatir karena mobil yang hendak menyenggol dirinya tadi mengikuti lagi. Bukan satu mobil saja yang meneror dirinya, tetapi dua.
”Setelah saya lanjutkan perjalanan, ternyata mobil warna abu-abu metalik itu diiringi dengan mobil mini warna putih tepat di belakang mobil warna abu-abu metalik itu,” kisahnya.
Malik berhenti lagi di depan warung Jalan Ir. H. Juanda. Setelah diperhatikan, kedua mobil itu ikut berhenti juga. Malik pun masuk gang untuk menghindari orang yang membututinya. ”Kedua mobil itu tidak mengikuti saya lagi,” ujarnya.
Secara terpisah, Kapolres Kotim AKBP Muchtar Supiandi Siregar mengatakan, kejadian yang dialami oleh Abdul Malik murni masalah pribadi.
”Sempat beredar bahwa adanya penyerangan terhadap ulama. Kami pun langsung menyelidiki kejadian tersebut. Setelah kami selidiki, ternyata Malik bukanlah ulama, tetapi seorang aktivis. Kami tidak akan diam setelah mengetahui hal tersebut. Kami akan lakukan penyelidikan lebih dalam lagi,” ujar Siregar. (rm-85/yit)