SAMPIT – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) merespons permintaan warga dan pihak kecamatan untuk menangkap buaya yang dinilai membahayakan warga sekitar. Alat untuk menangkap hewan predator ganas itu sedang dipersiapkan.
”Dalam waktu dekat ini kami sambil menyiapkan alatnya. Alat dari BKSDA,” kata Komandan Pos Jaga BKSDA Sampit Muriansyah, Senin (12/3).
Muriansyah menuturkan, setelah pihaknya turun ke lokasi Jumat (9/3) lalu, satwa dilindungi tersebut memang berpotensi menyerang manusia. Apalagi sering muncul ke permukaan air dan berkeliaran di sekitar tempat warga beraktivitas.
Sementara itu, Camat Seranau Siti Rahmaniar mengatakan, warga tetap diperbolehkan beraktivitas di sungai untuk mandi dan mencuci. Namun, waktunya dibatasi.
”Tetap di sungai, tapi jangan subuh. Agak siang. Pagi sekitar jam enam sampai jam lima sore. Rentang waktu itu yang aman,” kata Siti.
Kepala Desa Ganepo Agus mengatakan, warga yang masih mandi di sungai tak terlalu banyak. ”Hanya satu sampai dua orang yang biasa mandi dan mencuci di sungai. Namun, di lokasi (tempat warga diserang buaya) sekarang diimbau agar tidak mandi dan mencuci di sungai,” ujarnya.
Seperti diberitakan, Kamis (8/3) lalu, Jumi (49), warga Desa Ganepo, jadi korban serangan buaya. Dia diterkam saat sedang mencuci pakaian di titian tempat penduduk beraktivitas. Meski berhasil selamat, kedua tangan dan kakinya terluka. (mir/ign)