SAMPIT – Buaya yang meresahkan warga di Desa Ganepo, Kecamatan Seranau, belum tertangkap. Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) masih memancing buaya itu keluar untuk menangkap satwa berbahaya tersebut, yang sebelumnya menyambar seorang warga desa setempat.
Komandan Pos Jaga BKSDA Sampit Muriansyah mengatakan, pihaknya memprioritaskan menangkap buaya yang menyerang Jumi, warga Desa Ganepo pada 8 Maret lalu. Diperkirakan panjang satwa tersebut sekitar empat meter. Namun, bukan buaya itu yang muncul. Pihaknya justru mendapati ada buaya lain yang baru terlihat.
”Ada (buaya) menampakkan diri, tapi lain target. Sekitar dua meter panjangnya dan jauh dari lokasi serangan,” kata Muriansyah, Minggu (18/3).
Menurutnya, buaya tersebut ditangkap dengan cara dipancing menggunakan kail dan umpan daging bebek. Rencananya, pihaknya akan menangkap semua buaya yang sering muncul di sekitar permukiman penduduk Desa Ganepo yang tinggal di bantaran Sungai Mentaya itu.
Selain memancing buaya, pihaknya juga melakukan sejumlah hal untuk mengantisipasi serangan buaya, seperti mengimbau masyarakat, memasang plang pemberitahuan. ”Rencananya akan ditambah dua plang lagi di lokasi strategis dan sering dilihat banyak warga,” ucapnya.
Muriansyah menambahkan, pihaknya dibantu anggota Ditpolair Polda Kalteng dan perangkat desa setempat. Keselamatan warga jadi prioritas agar tak ada lagi korban.
Sementara itu, Kades Ganepo Agus mengatakan, pihaknya juga sudah menyampaikan kepada warganya agar berhati-hati ketika beraktivitas di bantaran sungai, terutama saat pagi dan sore.
”Masalah penangkapan sudah saya sampaikan kepada warga agar diserahkan kepada ahlinya (BKSDA) dan tidak bertindak yang dapat membahayakan diri sendiri,” ujar Agus.
Aktivitas warga, lanjutnya, masih berjalan seperti biasa, seperti mandi dan mencuci, serta penyeberangan kelotok. Hanya saja, dibatasi sampai buaya tertangkap. (mir/ign)