PALANGKA RAYA – Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan IV tahun 2017 sebesar 5,34 persen. Angka itu menurun dibandingkan triwulan III 2017 yang sebesar 6,13 persen.
Penurunan kinerja sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor industri pengolahan, menyebabkan melambatnya ekspor yang menjadi faktor penahan laju pertumbuhan ekonomi Kalteng pada akhir tahun 2017.
Demikian disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalteng Wuryanto. Meski kinerja pertambangan menurun, kontribusi sektor pertanian semakin produktif dan mendorong laju pertumbuhan ekonomi, sehingga masih relatif baik. Kendati melambat, pertumbuhan ekonomi Kalteng masih berada di atas kinerja ekonomi nasional selama 5 tahun terakhir.
"Pada triwulan IV 2017, inflasi Kalteng mengalami penurunan. Laju inflasi Kalteng tercatat 3,18 persen pada triwulan IV 2017, lebih rendah dari triwulan III 2017 sebesar 3,81 persen. Turunnya laju inflasi pada periode ini utamanya didorong oleh deflasi yang terjadi pada kelompok volatile food, yaitu sebesar -1,08 persen," kata Wuryanto, Sabtu (24/3).
Namun demikian, lanjutnya, laju inflasi pada tahun 2017 keseluruhan tercatat lebih tinggi dari laju inflasi tahun 2016, yaitu sebesar 2,11 persen. Peningkatan laju inflasi seiring dengan meningkatnya inflasi di sebagian besar provinsi di Kalimantan dan nasional yang disebabkan tingginya inflasi kelompok administered price.
Seluruh indikator perbankan (kredit, aset dan dana pihak ketiga (DPK)) Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2017, lanjutnya, mampu tumbuh positif dibandingkan capaian triwulan yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan masing-masing indikator tersebut, antara lain aset 19,44 persen, DPK 12,66 persen, dan kredit 38,42 persen.
Sementara itu, lanjutnya, kualitas kredit perbankan membaik. Hal itu tercermin dari indikator tingkat Non Performing Loan (NPL) perbankan Kalteng pada triwulan IV 2017 tercatat sebesar 1,12 persen, lebih rendah dibandingkan triwulan III 2017 sebesar 1,42 persen, atau berada di bawah level indikatifnya sebesar 5.00 persen.
Lebih lanjut dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan II 2018 diperkirakan berada pada kisaran 6,5 persen-6,9 persen. Dari sisi permintaan, peningkatan konsumsi rumah tangga serta perbaikan kinerja konsumsi pemerintah dan investasi akan menjadi motor utama penggerak pertumbuhan ekonomi.
"Di sisi penawaran, peningkatan sektor perdagangan besar dan eceran seiring adanya perayaan momen Ramadan dan Lebaran akan memberikan andil yang cukup tinggi pada pertumbuhan ekonomi triwulan II 2018," jelas Wuryanto.
Secara keseluruhan, kata Wuryanto, tahun ini, perekonomian Kalteng diperkirakan akan tumbuh sebesar 6,30 – 6,70 persen atau relatif stabil dibandingkan kinerja ekonomi tahun 2017. Pertumbuhan ekonomi tahun 2018 akan ditopang meningkatnya investasi dan konsumsi pemerintah, sementara konsumsi rumah tangga diprediksi relatif stabil.
Laju pertumbuhan ekonomi Kalteng akan dibayang-bayangi perlambatan kinerja ekspor selama tahun 2018, seiring tren penurunan harga komoditas dunia, seperti batu bara, dan CPO, sedangkan harga karet dunia diperkirakan pada posisi yang relatif stabil. (rm-86/ign)