SAMPIT – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur (Kotim) turun tangan mengatasi teror buaya di Desa Ganepo. Sekretaris Daerah (Sekda) Kotim Halikinnor memerintahkan jajarannya bekerja sama dengan Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk membantu menangkap predator sungai itu.
”Sudah dikoordinasikan dengan beberapa SOPD, apa saja yang harus dilakukan supaya warga tidak lagi diserang dan resah karena teror buaya ini,” kata Halikinnor, Kamis (5/4).
Antisipasi serangan lanjutan buaya, kata Halikin, juga akan dilakukan. Hal itu penting karena sebagian besar masyarakat Desa Ganepo yang bergantung dengan sungai kesulitan beraktivitas di sungai.
”Melalui BPBD Kotim nanti dari bidang kesiapsiagaan sudah merencanakan akan berangkat ke Desa Ganepo untuk mencari tahu permasalahan yang dihadapi, serta apa saja yang mereka keluhkan,” katanya.
Sementara itu, upaya pemancingan oleh BKSDA untuk menangkap buaya menggunakan umpan bebek belum membuahkan hasil. Dengan bantuan warga sekitar, petugas mendatangi sejumlah lokasi yang kerap terlihat buaya muncul.
Komandan Pos Jaga BKSDA Sampit Muriansyah mengatakan, alat sederhana dalam menangkap buaya itu juga penuh risiko jika tidak selalu dipantau dan diawasi. Sebab, buaya yang terpancing akan mati jika tidak segera dievakuasi dari dalam air. Belum lagi bahaya yang dihadapi petugas ketika berada di pinggiran sungai.
”Kami juga bekerja sama dengan aparatur desa dan warga setempat. Masih belum juga ada kabar (buaya yang tertangkap). Besok (hari ini, Red) cek lapangan lagi. Cara yang bisa dilakukan BKSDA Pos Sampit saat ini dan menurut kami teraman, ya dipancing. Kalau pakai cara lain, misalnya dijaring, sangat berisiko,” kata Muriansyah.
Seperti diberitakan, buaya di perairan Sungai Mentaya daerah Desa Ganepo kembali mengganas. Seorang remaja, Yapqhu Kauli, disambar buaya ketika hendak mandi di lanting, Senin (2/4) lalu. Nyawanya selamat, meski tangannya mengalami luka akibat serangan mematikan predator tersebut.
Peristiwa yang menimpa pelajar SMA tersebut terjadi sekitar pukul 18.00 WIB. Ketika Kauli turun lanting di sekitar bantaran Sungai Mentaya, ternyata buaya sudah menanti untuk memangsa.
Saat tangan korban masuk ke air, mengambil air untuk mandi, buaya tersebut tiba-tiba muncul ke permukaan dan langsung menyambar Kauli. Remaja itu berjuang dari maut, berusaha melawan dan melepaskan gigitan buaya, hingga akhirnya berhasil. Kauli langsung berteriak meminta pertolongan memanggil kedua orang tuanya di rumah. (mir/ign)