SAMPIT – Damang Kepala Adat Kecamatan Parenggean berinisial Jn mendapat mosi tidak percaya dari warganya sendiri. Sejumlah warga setempat mendesak Dewan Adat Dayak (DAD) Kotim menonaktifkannya. Hal itu dibuktikan dengan kedatangan perwakilan sejumlah warga Parenggean ke Kantor DAD Kotim, Senin (21/5).
Sudarmaji yang juga tokoh adat di Parenggean mengatakan, kedatangan mereka bersama sejumlah tokoh masyarakat, Ketua DAD Kecamatan Pareneggan Junarsius, dan mantan Pjs Damang Kepala Adat Parenggean Puja Guntara, meminta agar DAD Kotim segera mengambil sikap.
”Kami minta laporan dan permohonan kami bisa diterima untuk segera menonaktifkan Damang Kepala Adat Parenggean," kata pengurus DAD Parenggean tersebut.
Selain itu, mereka juga menilai oknum damang tersebut selama ini bertindak sewenang-wenang dan bertentangan dengan hukum adat . ”Selama ini damang tidak pernah koordinasi dengan DAD. Padahal, mereka ada fungsi supervisi, sehingga sering tidak sinkron," tegasnya.
Selain itu, ada dugaan Jn memperjualbelikan SKTA kepada masyarakat. Kemudian, tanah yang sudah ada sertifikat dan SKT, diterbitkan lagi SKTA oleh damang itu. Hal tersebut dinilai memicu konflik. Tidak jarang akibat kebijakannya itu, warga berkonflik.
Informasinya, Jn sudah sering dilaporkan ke DAD Kotim. Dari catatan DAD Kotim, laporan kemarin merupakan ke-6 kalinya.
”Ada lima aduan sebelum ini terhadap damang ini. Mulai dari aduan masyarakat, mosi tidak percaya, pengaduan dari PT Makin atas penerbitan surat keterangan tanah adat (SKTA) di atas lahan mereka, kemudian aduan masyarakat lagi dan pengaduan masyarakat menolak panggilan damang untuk sidang adat," kata Untung, Ketua Harian DAD Kotim.
Untung berjanji akan segera menindaklanjuti pengaduan itu. Namum, dia meminta semua bersabar, karena perlu proses dan mereka harus mempelajari aduan itu.
”Kami juga akan koordinasi dengan Ketua DAD Pak Wakil Bupati Kotim (Taufiq Mukri). Kami tidak ingin apa yang diambil nanti jadi polemik. Makanya benar-benar harus kami pelajari," tegas Untung.
Menurut Untung, dari seluruh Damang di Kotim, Damang Parenggean memang sering membuat mereka pusing. ”Kami akui, kami memang sering dibuat pusing," ujarnya. (ang/ign)