SAMPIT- Arus mudik di Pelabuhan Sampit membeludak. Bahkan pemudik terpaksa menempati lantai dasar yang biasa menampung kendaraan. Pemandangan ini terjadi di kapal KM Kirana III tujuan Surabaya , Jumat (8/6)
”Lantai dasar ini tak banyak diisi kendaraan, karena dikhususkan bagi penumpang yang tidak dapat tempat di lantai atas,” ujar Manajer PT Dharma Lautan Utama Cabang Sampit Hendrik.
KM Kirana III dengan tujuan Surabaya tersebut mengangkut sebanyak 1.000 penumpang. Jumlah itu memang melebihi kapasitas seharusnya, namun DLU telah mengantongi izin dari Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Sampit.
”Memang sudah melebih kapasitas yang ditentukan yakni 800 orang penumpang. Namun itu sudah mendapatkan izin dari KSOP,” terang Hendrik.
KM Kirana III dibolehkan mengangkut 1.000 orang penumpang karena saat ini peningkatan arus mudik terus meningkat. KSOP pun membolehkan penumpang menempati ruang kendaraan. Hal ini selagi masih dalam batas kewajaran dan tidak melebihi batas keselamatan.
KM Kirana III juga mengangkut kendaraan. Ada sebanyak 40 sepeda motor, 15 unit mobil, dan tujuh truk besar untuk angkut sembako.
”Kendaraan dibatasi, karena kami memprioritaskan penumpang,” ungkap Hendrik.
Sejak H-15 hingga H-7 kapal milik PT DLU, sudah mengangkut sebanyak 4.780 orang penumpang dari Pelabuhan Sampit dengan tujuan Surabaya dan Semarang.
Sejak H-15 pihaknya menyiapkan sebanyak tujuh keberangkatan. Dan saat ini hanya tersisa tiga keberangkatan saja. Itupun semuanya sudah penuh dan sesuai dengan kapasitas kapal saat ini 1.000 orang.
"Nanti malam sekitar pukul 24.00 WIB, ada satu kapal lagi yang akan berangkat. Dan semuanya sudah penuh. Sehingga kalau ditambah dengan malam nanti, maka mencapai 5.780 orang penumpang," kata Hendrik.
Untuk dua keberangkatan selanjutnya juga penuh, yakni 1.000 orang penumpang, dengan tujuan Semarang dan Surabaya. Hendrik juga berharap penumpang menjaga kebersihan di dalam kapal.
Sementara itu sejumlah pemudik mengaku tak masalah ditempatkan di lantai dasar dekat dengan kendaraan. Menurut mereka, berlebaran di kampung halaman menjadi tujuan utama.
”Enggak apa dapat tempat di lantai bawah ini, yang penting saya tetap mudik,” ujar Syamsul Arifin (45), penumpang KM Kirana III.
Dirinya mengungkapkan bahwa beristirahat di lantai atas ataupun dasar dianggap mereka sama saja. Yang terpenting adalah masih disiapkan alas sehingga tak kedinginan.
Sementara, Mahmud (35) penumpang lainnya, sengaja memilih mudik menggunakan kapal laut agar tidak memakan biaya besar dibandingkan dengan ikut pesawat.
”Kapal laut lebih ekonomis, dan pas sekali dengan saya yang sehari-harinya hanya berdagang di Sampit ini," kata Mahmud.
Dirinya juga tetap bersyukur walaupun mendapatkan tempat di lantai dasar yang untuk beristirahat. Yang terpenting bisa melaksanakan mudik dan bertemu dengan keluarganya di kampung. (oes/yit)