PALANGKA RAYA–Kasus pembuangan bayi darah daging remaja berusia 15 tahun di Jalan G Obos, hingga kini masih dalam penanganan kepolisian. Kapolres Palangka Raya AKBP Timbul RK Siregar memastikan belum ada tersangka dalam kasus yang menghebohkan Kalimantan Tengah ini. Terduga masih berstatus terperiksa dan menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara.
Kapolres Palangka Raya AKBP Timbul RK Siregar, Minggu (12/8) menegaskan polisi belum menetapkan status kepada terduga, pihaknya masih melakukan gelar perkara untuk langkah hukum berikutnya.
”Belum, masih terperiksa dan hari ini kami gelar perkara untuk tindakan hukum berikutnya,” ujarnya.
Timbul menyampaikan terperiksa masih dalam keadaan syok dan menjalani perawatan di rumah sakit. Pihaknya pun belum bisa memeriksa secara detail kepada terduga. Pihaknya juga masih memeriksa beberaap saksi, termasuk memanggil kekasih terduga.
”Kita sudah periksa beberapa saksi, kami juga akan periksa kekasih terduga yang diduga merupakan ayah dari bayi itu,” tegasnya.
Perwira menengah Polri ini menambahkan pihaknya juga terus mengawasi kondisi bayi yang dirawat.
“Kita terus pantau kondisi bayi, kita juga berikan pendampingan kepada terduga, semunya tetap mengedepankan perlindungan anak dan aturan hukum berlaku,” pungkas Timbul.
Sementara kondisi bayi mungil masih berada di tabung inkubulator. Jika memungkinkan Senin (13/8), pagi, bayi itu akan menjalani operasi untuk memasukkan ususnya ke dalam perut. Saat ini bayi tersebut masih dirawat di RSUD dr Doris Sylvanus, Palangka Raya.
Pihak medis sudah melakukan tranfusi, meningkatkan kadar albumin dan tindakan medis lainnya. Untuk tranfusi darah dipastikan stok darah sudah cukup untuk bayi tersebut. Bayi itu dirawat dengan menggunakan program Kelas III Gratis dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah.
Kepala Bidang Diklit-SDM-Humas RSUD dr Doris Sylvanus, Theodorus Sapta Atmadja membenarkan rencana akan dilakukan operasi pada hari Senin, jika kondisi bayi tersebut keadaan umumnya membaik.
”Kita sudah melakukan tranfusi, meningkatkan kadar albumin. Senin kita liat lagi kondisinya,” ujarnya.
Theodorus menegaskan untuk tranfusi darah, dirinya baru cek stok darah dan saat ini sudah cukup untuk bayi tersebut. Pihaknya sekali lagi memastikan bahwa bayi itu masuk program Kelas III Gratis dari Pemerintah Provinsi dan tidak pernah meminta uang untuk penggantian biaya pengobatan.
”Intinya kita sama-sama berdoa semoga bayi itu semakin membaik dan bias diopresi sehingga sehat kembali. Saya yakin warga Kalteng mendoakan yang terbaik untuk bayi tersebut,” pungkas dokter berkacama ini. (daq/vin)