SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Rabu, 10 Oktober 2018 13:57
DUH!!! Pengrajin Rotan Makin Terpuruk
MASIH BERTAHAN: Para pengrajin rotan di Jalan Usman Harun, Sampit, masih bertahan dengan industri olahan rotan, meski kini bahan bakunya sulit didapatkan dan harganya melonjak. (FOTO: TAMAMU RONY/RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Para pengrajin rotan di sentra industri rotan Jalan Usman Harun mengeluh. Pasalnya, sulitnya mendapatkan bahan baku dan naiknya harga rotan, membuat perekonomian mereka makin terpuruk.

Salah satu pengrajin rotan di lokasi tersebut, Dani, mengatakan, hingga saat ini ia kesulitan memperoleh bahan baku rotan. Meskipun mendapatkan bahan, harga yang dipatok juga mahal.

”Memang sulit sekali kami dapat bahan baku. Kalau dapat saja bisa mahal harganya. Dua kali lipat,” keluhnya, Selasa (9/10).

Dari harga rotan kualitas biasa, Dani bahkan merogoh kocek Rp 5.000 – Rp 8.000 dari harga normal Rp 2.500 – Rp 4.000. Itu artinya Dani harus membayar dua kali lipat dari harga normal.

Harga rotan dari petani lokal, berkisar antara Rp 1.000 per kilogram – Rp 1.500 per kilogram. Anjolknya harga rotan di Kabupaten Kotim disebabkan lantaran sejak keluarnya peraturan menteri perdagangan (Permendag) Nomor 35 Tahun 2011, tentang larangan ekspor rotan dalam bentuk bahan mentah dan setengah jadi.

Sementara itu, salah satu petani rotan, Kusmadi, mengatakan, sejak adanya peraturan kementerian tersebut, perkebunan rotan miliknya ”kembang kempis.” Pasalnya, selain harga yang hancur, potensi panen juga memakan waktu lama.

”Ya, terpaksa saya mau tinggalkan menekuni rotan ini. Mungkin banting setir ke perkebunan sawit saja rasanya,” ungkapnya.

Dani dan Kusmadi meminta pemerintah segera bertindak menstabilkan harga dan produk olahan rotan. Keduanya menilai, selama ini pemerintah tak melakukan apa-apa untuk berupaya memperbaiki sektor industri berbahan baku rotan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kotim Halikinnor sebelumnya mengatakan, sektor industri rotan masih diupayakan stabil oleh pemerintah. Di kemudian hari, pihaknya bakal memantau industri kreatif berbahan baku rotan untuk mencatat situasi pasar.

”Itu memang masih kami upayakan. Karena mau bagaimana lagi, itu memang keputusan dari kementerian. Pemerintah dalam hal ini akan masih melakukan pemantauan untuk mengembalikan terpuruknya ekonomi sektor rotan,” kata Halikin. (ron/ign)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers