SAMPIT – Pengujung tahun 2018 di Kabupaten Kotawaringin Timur diwarnai petaka kecelakaan kapal yang terjadi di perairan Kotim. Sebuah kapal penarik tongkang (tugboat), karam di muara laut kawasan Desa Ujung Pandaran. Selain nakhoda, kapal itu membawa tujuh awak buah kapal (ABK). Mereka selamat dari peristiwa itu.
Kapal tersebut terbalik dan tenggelam setelah dihantam gelombang saat dalam perjalanan dari Sampit menuju Pelabuhan Kendawangan, Kalimantan Barat, Senin (31/12). Awak kapal itu, di antaranya Catur Budiarto sebagai Nahkoda Kapal, Amiruddin sebagai ABK, Guntur, Rusli Simon Pamatan, Yotan Lili, Sarliton, Umar Baru, dan Sanjayak Tamui.
”Gelombang tinggi menghantam tugboat tersebut hingga tenggelam,” kata Kepala Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Sampit Thomas Chandra.
Thomas menuturkan, tugboat bernama Buana Superior itu tengah menarik tongkang Buana Ocean 10 yang memuat bauksit. Saat melintas di muara laut, Desa Ujung Pandaran, tiba-tiba gelombang cukup tinggi. Ganasnya gelombang membuat nakhoda tak bisa mengendalikan kapal. Hingga akhirnya kapal itu terbalik.
Kabar itu langsung tersiar dengan cepat. Sejumlah instansi terkait, mulai dari KSOP Sampit, KPLP, Basarnas, hingga Direktorat Kepolisian Air dan Udara (Ditpolairud) Polda Kalteng langsung bergegas menuju lokasi karamnya kapal.
Gerak cepat tim gabungan itu, berhasil menyelamatkan semua korban kapal karam. Mereka dievakuasi menggunakan KM Damaru, milik KPLP Sampit.
”Evakuasi dari tim gabungan memakan waktu sekitar 30 menit. Hingga pada pukul 15.30 WIB, KM Damaru bisa kembali lagi ke Sampit membawa seluruh kru tugboat Buana Superior,” tutur Thomas.
Pantauan Radar Sampit, sejak Senin (31/12) sekitar pukul 21.30 WIB, KM Damaru merapat di Pelabuhan Sampit membawa delapan awak tugboat. Direktur Polairud Polda Kalteng Kombes Pol Badarudin turun langsung bersama Kepala KSOP Sampit Thomas Chandra. Mereka menyambut para korban.
”Dari pantauan kami, tugboat Buana Superior dipastikan tenggelam di sekitar lokasi kejadian. Tongkang yang ditarik selamat, namun dikoordinasikan kembali kepada pemilik perusahaan agar bergegas mengamankan tongkang agar tidak hanyut,” katanya.
Sementara itu, Badarudin mengatakan, pihaknya akan melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab tenggelamnya tugboat tersebut.
”Kami akan melakukan evaluasi lagi bersama KSOP Sampit untuk mengetahui lebih pasti penyebab tenggelamnya tugboat. Apakah peristiwa ini karena cuaca atau hal-hal lain yang melibatkan kapal tersebut tenggelam,” ujarnya.
Semua korban karamnya kapal itu, lanjutnya, langsung diperiksa kondisi kesehatannya. ”Alhamdulillah sehat semua. Namun, kami tetap meminta agar seluruh korban tetap mendapatkan perawatan lebih lanjut, terutama psikologisnya, karena mereka masih trauma,” tandasnya. (sir/ign)