SAMPIT – Buaya di Sungai Mentaya seolah semakin banyak dan sulit dipetakan. Biasanya, kemunculan buaya terjadi di Desa Ganepo, Kecamatan Seranau, dan sejumlah titik perairan di wilayah Selatan. Kini, predator itu muncul di perairan sekitar Kelurahan Bapanggang Raya, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.
Rivay, salah seorang warga mengabadikan kemunculan buaya yang besar mendekati pesisir permukiman warga. Dalam video tersebut buaya muncul saat terjadi hujan. Kemunculan buaya ini pun membuat heboh warga setempat.
”Baru kali ini melihat buaya muncul di perairan ini,” kata salah seorang warga dalam video.
Buaya yang muncul ke permukaan air cukup besar. Perkiraan panjangnya sekitar 3 meter.
Komandan Pos Jaga BKSDA Sampit Muriansyah membenarkan adanya kemunculan buaya di Bapanggang Raya. Kemunculan terjadi beberapa hari lalu. Pihaknya sudah menginventarisasi laporan warga tersebut.
”Memang ada. Perkiraan kami, buaya muncul ke permukaan karena mencari ikan. Saat Hujan atau gerimis di sungai, ikan biasanya muncul ke permukaan,” kata Muri.
Mengingat semakin seringnya aktivitas buaya menampakkan diri, BKSDA meminta agar warga di sekitar sungai meningkatkan kewaspadaan. Terpenting adalah mengurangi aktivitas seperti mandi dan mencuci di pinggir sungai.
Berdasarkan pengakuan nelayan dan warga yang sering beraktivitas di Sungai Mentaya, kemunculan buaya bukan sesuatu hal yang aneh. Hanya saja yang mengkhawatirkan, beberapa tahun belakangan ini buaya semakin agresif dan berani menyerang manusia.
Cegah Diracun
Sementara itu, sejumlah warga di Dusun Seranggas, Desa Lempuyang, Kecamatan Teluk Sampit berniat menangkap buaya dengan cara diracun. Hal tersebut langsung dicegah BKSDA.
”Sudah kami berikan penjelasan. Meracun bukan solusi yang baik dan bijak,” kata Muriansyah, Rabu (6/2).
Muriansyah menjelaskan, meracuni buaya hasilnya tak pasti. Namun, dampaknya pasti negatif bagi lingkungan sekitar. Pasalnya, buaya bisa saja naik ke darat. Apalagi besar kemungkinan zat kimia tertentu bisa membuat buaya bertambah agresif, sehingga semakin rawan membahayakan.
Adanya keinginan warga itu terjadi karena upaya penangkapan buaya dengan cara memasang perangkap dan pancing belum membuahkan hasil.
Hampir sepekan setelah menyerang Julhaidir (35), buaya di Dusun Seranggas, tak kunjung masuk perangkap. Padahal, petugas BKSDA sudah memasang jebakan di titik yang diyakini menjadi sarang buaya.
Bila selanjutnya tetap tak ada perkembangan dalam dua hari ini, umpan yang sebelumnya bebek diganti menjadi mentok. Selain itu, petugas juga akan menggeser perangkap dan memperpanjang waktu upaya penangkapan.
”Rencana awal, pemasangan perangkap dan pancing satu minggu. Tapi, setelah lihat perkembangan, ini bisa di tambah jadi dua atau tiga minggu,” kata Muri.
Seperti diketahui, insiden penyerangan buaya terhadap manusia kembali terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur. Julhaidir, warga Dusun Seranggas, Desa Lempuyang, Kecamatan Teluk Sampit, disambar predator mematikan itu, saat mandi. Akibatnya, tangan kirinya putus. (oes/ign)