SAMPIT – Semangat puluhan pelajar di Desa Terantang patut diacungi jempol. Mereka tetap berniat mengikuti pelajaran di sekolah meski dengan kondisi pakaian basah. Kondisi itu disebabkan kelotok yang mereka tumpangi untuk pergi ke sekolah karam di tengah perjalanan di Sungai Mentaya, Kecamatan Seranau, Selasa (19/2).
Informasi yang diperoleh Radar Sampit dari guru SMA PGRI 2 Terantang, Zeky Saputra, kelotok yang dikemudikan Amang Tami itu berangkat dari Desa Batuah sekitar pukul 06.00 dengan muatan berjumlah 32 penumpang, termasuk pengemudi. ”Ada 25 pelajar dan enam masyarakat biasa dalam kelotok itu,” kata Zeky, Selasa (19/2).
Menurut Zeky, kelotok tersebut memang rutin mengantar jemput pelajar menuju Desa Terantang, karena jalur darat masih sangat terbatas. Transportasi air menjadi satu-satunya yang paling cepat menuju lokasi yang dituju.
Di tengah perjalanan, lanjut Zeky, kelotok tersebut ternyata bocor. Air tidak bisa dibendung karena mesin penyedot (alkon) yang meledak. Secara perlahan air terus memenuhi ruang kelotok itu.
Ini rekaman videonya sesaat setelah insiden
Sebelum tenggelam sepenuhnya, Amang Tami berupaya menepikan kelotok itu ke pinggir yang masih berupa rawa-rawa. Para penumpang pun satu per satu berhasil dievakuasi ke darat.
”Bersyukur semua selamat, tidak ada yang cedera meski harus menepi dulu ke rawa-rawa,” kata Zeky.
Meski mengalami kejadian itu, para pelajar tetap pergi ke sekolah. Pihak sekolah kaget dengan kejadian yang menimpa peserta didiknya dan datang dalam keadaan basah. Mereka diperkenankan tidak bersekolah.
”Sesuai dengan kebijakan sekolah, anak-anak diizinkan tidak masuk sekolah karena seragamnya basah,” ujarnya. (hgn/ign)