PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) terus mendorong kualitas produksi sawit. Komoditas ini dianggap punya dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah sehingga harus didorong pengembangannya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kalteng, Fahrizal Fitri menyebutkan, pemerintah terus memonitor perkembangan harga komoditas tersebut. Dia mengatakan, tandan buah segar (TBS) kepala sawit pada tingkat petani sedikit mengalami kenaikan, yakni di atas Rp 1.000 per kilogram.
”Saya pikir sekarang ini untuk harga sawit masih relatif aman, meskipun saat ini ada kampanye negatif. Namun, segala hal lainnya tetap menjadi perhatian pemerintah terutama memantau perkembangan harganya,” katanya, Senin (25/2).
Di satu sisi, pemerintah juga mendorong perusahaan sawit memenuhi standar Sustainable Palm Oil System (ISPO) yang merupakan kewajiban untuk kualitasnya. Di sisi lain, pada tataran petani sawit, pemerintah telah mendorong kelompok tani untuk memiliki sertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
”Di Kalteng ini, baru kelompok tani di Kotawaringin Barat yang mendapatkan RSPO. Itu didukung oleh Unilever, sehingga pada 2017 kemarin sudah bisa mendapat sertifikat yang dimaksud. Dan di Seruyan, baru-baru ini juga dapat,” katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, pengembangan kualitas sawit ini juga dilakukan di daerah lain yang tujuannya agar pengelolaan sawit bisa sesuai standar dari kebijakan global. Pemerintah terus melakukan pengawasan agar standar tersebut dapat terpenuhi.
Langkah ini dilakukan pemerintah karena perkelapasawitan ini menjadi menjadi sektor yang diminati masyarakat. Oleh sebab itu, pembangunannya terus dilakukan dengan tetap memperhatikan lingkungan.
”Pemerintah mempromosikan satu hal yang dianggap penting, bahwa pembangunan sawit ini ramah lingkungan,” pungkasnya. (sho/ign)