SAMPIT – Data real count Pilgub Kalteng yang dirilis KPU dalam laman https://pilkada2015.kpu.go.id/kaltengprov, ternyata rancu dan membingungkan. Seorang netizen menyoroti kerancuan data yang memenangkan pasangan Sugianto–Habib Said Ismail (SOHIB) tersebut.
Akun Darmae Nasir mempertanyakan perolehan suara di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar). Dia menyebut ada suara yang hilang dari perolehan suara kedua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, SOHIB dan Willy-Wahyudi (WIBAWA), yakni jumlah suara sah dengan total jumlah perolehan suara kedua pasangan calon terdapat selisih sebanyak 398 suara.
Padahal, seharusnya jumlah suara sah dan total jumlah perolehan suara tersebut jumlahnya sama. Berdasarkan perhitungan total perolehan SOHIB dan WIBAWA sebanyak 101.532 suara, sementara suara sah sebanyak 101.930 suara.
”Kemana suara 398 ini....????” tulis akun Darmae Nasir di akun fanspage Radar Sampit di https://www.facebook.com/Radar-Sampit-733930743389064/?ref=aymt_homepage_panel.
Selain itu, juga terjadi selisih jumlah antara pengguna hak pilih dengan total jumlah suara sah dan suara tidak sah, padahal seharusnya sama. Total jumlah suara sah dan tidak sah sebanyak 113.539, sedangkan jumlah pengguna hak pilih 116.391, sehingga terjadi selisih sebanyak 2.852 suara.
”Ke mana pengguna hak pilih 2.852 ini...???” tulis akun Darmae Nasir. Perhitungan Radar Sampit, hal yang sama terjadi di perhitungan suara di sejumlah daerah lainnya yang diunggah KPU.
Sebelumnya, perhitungan versi KPU Kalteng yang dirilis melalui website resmi tersebut mulai diragukan tim pasangan yang diusung PDI Perjuangan itu. Koordinator gugus tugas pemenangan WIBAWA, Dedi Sitorus, menyebutkan KPU banyak mengunggah data yang tak sinkron dengan milik tim Willy-Wahyudi.
”Ini kan ada upaya-upaya sistematis yang sedang terjadi, seolah-olah hal itu mau disesuaikan dengan hasil quick count dari salah satu televisi swasta,” cibirnya.
Keraguan akan data KPU itulah yang memompa optimisme bahwa Willy-Wahyudi lah yang akan keluar sebagai pemenang di ujung pesta demokrasi ini. Saat ini, kata dia, tim WIBAWA berusaha menghentikan upaya-upaya curang yang sedang terjadi secara massif dan sistematis itu.
”Jadi KPU Kalteng harus menghentikan perhitungan suara tersebut,” tegas pria berkacamata itu.
Ketua KPU Kalteng Ahmad Syar'i sebelumnya mengatakan, data real count di situs KPU tersebut dihitung berdasarkan formulir C1. Data itu akan ter-update secara otomatis setelah petugas mengirimkan data. Data itu belum final dan masih bersifat sementara. Kesalahan yang terdapat pada formulir Model C1, diperbaiki pada rekapitulasi di tingkat atasnya.
”Ya, real count kita memang ada. Data real count tersebut berdasarkan form C1. Namun, perhitungan itu belum final dan terus berjalan," katanya. (tha/ign)